Kamis, 09 Februari 2017

Kisah Pengungsi Irak di Indonesia: Saya Rindu Ibu ...

Keluarga Pengungsi Irak di Indonesia (Foto: Andreas Gerry Liputan6)


Berbeda dengan kebanyakan warga Afghanistan, yang meninginkan untuk segera meninggalkan Indonesia. Yasser menyatakan dirinya lebih baik berada di Jakarta dari pada pindah ke negara lain.

Alasannya satu: kemananan.

Indonesia bagi dia --yang datang bersama anak dan istrinya-- Indonesia sangat aman. Segala aktivitas sehari-hari bisa dilakukan tanpa rasa takut.

Di Indonesia, ia memastikan tak bakal jadi beban bagi Pemerintah Indonesia. Pasalnya, pria 29 tahun ini punya banyak kemampuan.

Bahasa Inggris lancar dan bisa memasak secara profesional, adalah kelebihan Yasser yang tak dimiliki pengungsi lainnya.

"Saya ingin kerja, saya seorang koki saya bisa masak," ucap Yasser.

Jenis masakannya yang bisa dimasak, bukan cuma satu saja. Tapi beberapa kuliner internasional bisa diolahnya.

"Saya bisa masak masakan Arab, Italia," sebut dia.

Yasser bertutur, menjadi koki merupakan pekerjaan utamannya. Dia pun sangat menikmati masa-masa bekerja sebagai juru masak di negara kelahirannya.

Semua kenyamanan kerja Yasser tiba-tiba hilang. Peperangan menyapu bersih kehidupan dan pekerjaannya.

"Saat saya berada di Irak, saya bekerja sebagai koki. Saya punya gaji yang besar dulu, tapi semua hilang," katanya.

"Restoran tempat saya bekerja di bom, hancur luluh lantak berantakan, jika saja kondisi Baghdad baik-baik, saya tak mungkin ada di Jakarta," jelas dia.

Mimpi Yasser memang ingin bekerja di Jakarta. Tapi, karena aturan dan regulasi yang berlaku di Indonesia, ia tak diperkenankan bekerja.

"Saya tidak diizinkan bekerja, saya bertahan hidup karena beberapa orang baik memberi uang kepada saya. Saya ingin kerja," tegasnya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search