Senin, 27 Februari 2017

Kisah Pilu Penarik Becak sejak Kehadiran Transportasi Online di Medan

MEDAN – Kehadiran transportasi online di Kota Medan membuat para penarik becak motor menjadi "korban". Hadirnya transportasi dengan mengandalkan aplikasi itu membuat penarik becak motor (betor) menjadi menderita. Pemasukan para penarik turun drastis.

Hal ini juga dialami oleh penarik betor bernama Lukman Hakim. Seorang abang becak (penarik becak bermotor) yang sudah puluhan tahun menjalani profesinya ini kian sulit mendapatkan penumpang semenjak kehadiran transportasi online. Imbasnya, pemasukan yang bisa didapatkannya pun berkurang.

BERITA REKOMENDASI


"Sejak 2 tahun lalu mereka ada di Medan, kami kesulitan mendapat penumpang. Jelas pemasukan kami menurun," ujar Lukman kepada Okezone di pinggir Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Jumat 24 Februari 2017.

Warga Jalan AR Hakim, Kecamatan Medan Perjuangan ini mengatakan, ia tidak lagi mangkal di pinggir jalan atau pusat perbelanjaan dikarenakan menurunnya jumlah penumpang.

"Dulu saya masih sering mangkal di persimpangan jalan dan pasar. Tapi, sekarang sudah jarang mangkal. Saya lebih sering antar jemput anak sekolah dan mengantar warga yang tinggal di sekitar rumah saya saja. Kalau ada waktu luang, baru saya mangkal," jelas pria yang sudah berumur 63 tahun ini.

Dulu, sebelum transportasi online hadir di Medan, Lukman bisa mendapat hingga lebih dari 10 penumpang dalam satu hari. Namun, sekarang jumlah tersebut turun drastis.

"Sekarang dapat 5 penumpang saja sudah syukur. Sedih rasanya. Kami yang sudah mangkal lama menunggu penumpang, tapi langsung dipotong oleh ojek online yang baru tiba dan langsung mengangkut penumpang dari jalan," kata Lukman.

Lukman juga menyatakan bahwa dirinya tak memiliki kemampuan khusus, selain menarik becak.

Selama ini, ayah empat anak tersebut masih mengandalkan penghasilan dari menarik becak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal itu lantaran ia tak ingin mengandalkan bantuan dari anak-anaknya yang sudah menikah guna memenuhi kebutuhan hidup.

"Istri saya sudah tidak ada. Tiga anak saya sudah menikah. Sekarang harus ngurus diri sendiri. Saya enggak mau bertumpu kepada anak saja. Selama ini saya juga terus kerja. Bagi saya, soal ojek online itu adalah cobaan yang berat," tuturnya.

Dia berharap, pemerintah segera memberikan solusi atas masalah transportasi online yang ada di Medan.

"Kami hanya penarik becak. Pemerintah harusnya melindungi kami. Mereka yang tahu bagaimana menyelesaikan masalah ini. Kami juga tidak ingin terjadi bentrokan. Apa pemerintah tega melihat kami kelaparan?" katanya Lukman.

Sebelumnya, terjadi polemik transportasi online dengan betor pekan lalu. Ratusan penarik becak pun berunjuk rasa pada Selasa 21 Februari 2017. Bahkan, bentrokan antar penarik becak dan pekerja transportasi online sempat pecah. Satu orang terluka, sedangkan dua orang diamankan polisi.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search