Jumat, 10 Maret 2017

Kisah Ahmad, Pemulung Penyelamat Puluhan Kucing di Kampung Melayu

Jakarta - Sore hari di sudut Ibu Kota, Ahmad Arifin (67) tengah duduk santai dan dikelilingi puluhan kucing di bawah kolong jembatan Kampung Melayu. Pria yang berprofesi sebagai pemulung ini gemar menyelamatkan kucing-kucing yang sakit dan terlantar.

Ahmad merantau dari Semarang ke Jakarta sejak tahun 2007, saat itulah dia mulai menyelamatkan kucing-kucing yang terlantar di jalanan Ibukota. Kini dia telah merawat 57 ekor kucing.

"Saya itu menyelamatkan kucing-kucing sakit, yang kurus nggak makan, yang luka ketabrak motor. Itu saya itu menyelamatkan kucing kampung, kucing jalanan," ujar Ahmad saat ditemui detikcom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (8/3) sore.

Ahmad tidak tega melihat kucing-kucing teraniaya. Saking cintanya terhadap mahluk lucu ini, emosi Ahmad sempat memuncak ketika seorang pedagang bubur menendang kucing yang yang mondar-mandir di kaki sang pedagang.

Ahmad saat memberi makan kucingAhmad saat memberi makan kucing Foto: Ibnu/detikcom
"Saya taruh mangkok saya, saya pegang gerobaknya, saya mau balik itu gerobak. Ini sate ada berapa tusuk? Kasih semua. Kamu yang pisah-pisah, kalau nggak kamu pisah aku balik gerobakmu," kisah Ahmad.

Ahmad mengatakan tidak tega melihat kucing yang dirawatnya belum makan semuanya. "Kalau saya kucing dulu yang makan, baru saya. Yakan kucing juga merasa laparkan. Itukan suka duka kita sama. Kalau misal kucing itu bisa bicara dia bilang, lindungilah saya, sayangilah saya. Makannya main tendang, main lempar itu nggak boleh," selorohnya.

Ada pula kisah ketika kucing-kucing tersebut sakit. Ahmad ingin membawanya ke dokter hewan namun sempat ditolak. Mengapa?

"Karena saya pakaian saya gini dan bawa karung. Dokter itu nolak alasannya biayanya mahal, ini kan kucing kampung. Terus apa bedanya sama kucing ras. Mungkin dia mengira saya nggak bisa bayar karena mahal. Kedua karena saya membawa karung dan saya pemulung. Mungkin kalau saya membawa kandang dan pakai mobil mewah mungkin beda," lirih Ahmad.

Kini, semua kucing Ahmad tampak sehat. Secara rutin, Ahmad memberikan makan kepada kucing-kucingnya. Dia bercerita sesekali ada dari komunitas pencinta binatang yang memberikan bantuan. Bantuan itu berupa makanan dan obat-obatan.

"Ada yang memberikan makanan kucing, obat-obatan. Mereka seminggu sekali ada yang datang. Niat saya sudah tulus menyelamatkan kucing seperti ini," tuturnya.

Di akhir perbincangan, Ahmad mengaku bahagia dapat merawat kucing-kucingnya di tengah kondisi ekonomi yang terbatas. Ia menjamin kucing-kucing tersebut tidak ada yang terlantar.

Ahmad bersama kucing peliharaannyaAhmad bersama kucing peliharaannya Foto: Ibnu/detikcom
"Jangan lihat saya jadi orang susah. Saya bisa menyelamatkan kucing, ngasih makan, merawatnya sudah senang. Saya berasa jadi orang kaya. 57 ekor kucing itu nyawa loh bagi saya itu kaya banget. Bisa ngasih makan 57 nyawa, lihat kucing tidur, bisa makan, nggak sakit lagi itu udah adem hati saya. Insyaallah sampai saat ini ada aja rejekinya pasti enggak pernah ada yang terlantar semua bisa makan," pungkasnya.
(dkp/imk)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search