Senin, 10 April 2017

Kisah Rela Hati, Mantan Biduan Kapal Bersuara Emas di Depok

Di sana lah, ia mengasah vokalnya dan mempelajari beberapa lirik lagu barat khususnya bergenre slow rock. Seseorang yang masih diingatnya saat berada di kapal adalah Karim Tes, salah satu personil Ireng Maulana All Stars. Karim, kata dia, selalu memberikan wejangan sebelum berada di atas panggung.

"Karim Tes pernah berpesan menyanyi di sini (kapal) tidak boleh sembarangan lagu," terang dia.

Namun, 2016 lalu, rupanya menjadi penutup tahun dia menggemakan suara merdunya di kapal Pelni. Pertengahan bulan tepatnya, ia sudah tidak lagi melakukan aktivitas itu. Kontrak bersama bandnya telah berakhir. Kini, untuk menyambung hidup dan menafkahi kelima anaknya, ia mesti mengitari Ibu Kota.

Setiap pagi, dengan bermodal kotak musik yang dibelinya seharga Rp 600 ribu, ia bawa mampir ke rumah-rumah makan di kawasan Depok dan Jakarta. Alat itu sebagai penunjang dalam bernyanyi.

"Berangkat dari rumah di Jembatan Serong, Cipayung, Depok pukul 10.00 WIB, sampai di sana, biasanya pukul 11.00 WIB atau 12.00 WIB, waktu dimana orang-orang makan siang," ucapnya.

Rela Hati juga jago bernyanyi bahasa Inggris dengan artikulasi yang tepat. Sebut saja lagu dari diva pop Amerika Serikat Mariah Carey. Belum lagi lagu lawas seperti The Beatles yang menjadi 'makanannya'.

Tak hanya mampu menyanyikan lagu asing, wanita ramah tersebut juga mahir bersenandung lagu-lagu daerah. Seolah dirinya enggan melupakan nyanyian Tanah Air.

"Kalau lagu daerah biasanya diminta nyanyi lagu Batak, kemudian lagu dari Minangkabau seperti Pulanglah Uda. Sesuai permintaan aja sih. Jika ada yang ingin saya nyanyi lagu golden memory, ya nyanyi juga," kata dia.

Di usia yang menginjak kepala empat, Rela Hati harus merangkap peran. Hal ini bukan tanpa sebab, kisah pedih dirasakannya ketika melahirkan anaknya pada 2014 lalu, sang suami pergi tanpa alasan.

"Pulang dari ngamen pulangnya bisa sampe jam satu pagi. Penghasilan ya nggak tentu. Kalau keluar dari jam 11 pagi sampe sore bisa ngantongi Rp 400 ribu. Dibilang capek sih capek, tapi ini demi anak. Harapannya, anak saya bisa sukses," terang dia.

Penyanyi adalah passion dari Rela Hati. Ia sudah menanamkan cita-citanya menjadi seorang biduan sejak kecil. Diakui Rela, dirinya belajar bernyanyi secara autodidak.

"Selain nyanyi aktivitas lain saya itu bekam, jadi ada orang kalau mau saya bekamin. Menyanyi memang sudah mengalir dalam darah saya. Pernah dilarang nyanyi, tapi kesenian udah pasti ada di saya. Ketika itu mau nyanyi ke kota namun dilarang dan dipindahin ke kampung," kenang dia.

Untuk menjaga kualitas suaranya, Rela juga memperhatikan makanannya. "Cara menjaga suara, jangan makan berminyak dan minum es," tutup sang biduwan tersebut.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search