Rabu, 24 Mei 2017

Derita Obesitas Kisah Ayra Permana Mendunia

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Ayra Permana (11) asal Karawang, Jawa Barat, yang mengalami obesitas dan telah menjalani bedah bariatrik di Rumah Sakit Omni Alam Sutera, kisahnya mendunia. Perjuangan Ayra menurunkan bobot badannya ditulis oleh laman Daily Mail dari Inggris.

Tubuh Ayra yang awalnya seberat 186 kilogram, tampak susut setelah operasi dilakukan. Berat badannya berkurang 17 kilogram dari 186 kilogram menjadi 169 kilogram. Arya menjalani operasi bariatrik gastric sleeve untuk memperkecil lambungnya hingga tersisa sepertiga dari ukuran asli. Ukuran lambung yang kecil itu membatasi porsi makan, sehingga setelah operasi, Arya akan cepat merasa kenyang dan rasa lapar berkuran akibat menurunnya hormon ghrelin.

Daily Mail menulis Ayra mengalami obesitas karena kerap melahap minuman bersoda dan mie instan. Ibunya, Rokayah (36) dan ayahnya Ade Soemantri (45) mengatakan anak mereka selalu makan nasi dengan lauk ikan, daging sapi, sup dan tempe, lima kali dalam sehari dan mie instan namun masih terus mengeluh lapar.

Berat badannya yang mencapai 186 kilogram itu membuatnya harus berjuang untuk berdiri atau berjalan di sekitar rumah. Ayra merindukan sekolahnya karena sejak mengalami obesitas, dia tidak bersekolah sebagai gantinya dia hanya tinggal di rumah.

Karena tidak dapat menemukan pakaian yang sesuai dengan ukuran badannya, ia umumnya bertelanjang dada dan hanya menggunakan sarung yang melilit pinggangnya.

"Kami khawatir tentang berat badannya. Dia menjalani diet sehat dan gaya hidup sehat. Sekarang dia tidak lagi minum cola atau mie instan dan mengurangi nasi. Dia sekarang telah kehilangan 20 kilo. Kami senang dan lega tapi dia masih kelebihan berat badan untuk usianya," papar ibunya, Rokayah, seperti ditulis Daily Mail, Rabu (24/5/2017).

Dr Handy Wing, seorang ahli bedah dari Rumah Sakit Omni mengatakan, timnya melakukan operasi selama dua jam untuk melakukan gastrektomi bagian lengan, yang melibatkan pengurangan perut hingga 15 persen dari ukuran aslinya.

Arya juga akan mengalami penurunan kelaparan akibat penurunan hormon ghrelin, yang dikenal dengan hormon kelaparan.

"Dia masih merasa lapar tapi saya rasa perutnya tidak bisa menerima makanan dalam jumlah banyak. Setiap kali dia mencoba makan berlebihan, dia muntah. Dia minum susu dan makan hanya satu porsi pada satu waktu tidak seperti sebelumnya saat dia bisa dengan mudah menyantap makanan untuk tiga orang dewasa," kata Rokayah.

Bedah Bariatric biasanya dianjurkan untuk orang berusia 18-65 tahun dengan indeks massa tubuh lebih dari 35.

Tapi Dr Handy menjelaskan bahwa karena Arya mengalami obesitas yang tidak sehat, penting baginya menurunkan berat badan karena ia rentan terhadap penyakit jantung, diabetes dan gangguan pernafasan.

"Dalam kasus tertentu, seperti Arya, indeks massa tubuhnya berusia 80 tahun dan dia membutuhkan penangan khusus untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan lebih baik," kata Dr Handy.

Jika Arya tidak segera mendapat perawatan medis yang tepat, Arya bisa saja terkena komplikasi yang menyebabkan kematian.

Dokter sekarang memantau hasilnya. Setiap minggu Arya akan menurunkan berat badan dan dokter berharap setelah satu tahun, berat badannya bisa berada di bawah 100 kilogram.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search