Senin, 08 Mei 2017

Ini Kisah Cinta Emmanuel Macron dan Gurunya Brigitte Trognieux

PRESIDEN terpilih Emmanuel Macron punya kisah cinta yang menarik dengan gurunya Brigitte Trognieux. Seperti dilaporkan The Sun, Macron menikah dengan guru SMP-nya yang usianya terpaut 25 tahun.

Kisah asmara Macron-Brigitte ini cukup unik. Semuanya berawal saat Emmanuel Macron masih berusia 15 tahun dan menjadi pelajar SMP di kota Amiens, Prancis. Di sekolah inilah, Emmanuel Macron jatuh cinta dengan guru teater Brigitte Trogneaux yang saat itu berusia 40 tahun.

Brigitte kala itu sudah menikah dan bahkan punya tiga anak. Salah satu anaknya seumuran dengan Emmanuel Macron. Statusnya sebagai guru, membuat Brigitte Trognieux menolak pernyataan cinta Macron. Tentu saja karena Emmanuel Macron masih remaja.

Hubungan asmara antara guru dan murid, Macron-Brigitte ini juga kurang mendapat dukungan berbagai pihak. Namun, Macron tetap terobsesi dengan gurunya itu. Alih-alih semakin dekat, cinta terlarang Macron-Brigitte itu justru membuat orangtua Macron memindahkan Macron ke kota Paris.

Ternyata, sebelum pindah ke Paris, Macron berjanji kepada Brigitte bahwa kelak dia akan menikahinya. Sungguh mengejutkan, Briggite pun akhirnya merespons cinta Emmanuel Macron setelah bekas muridnya itu lulus SMA. Hubungan asmaranya dengan Macron pun membuat Brigitte memutuskan bercerai dengan suaminya.

Akhirnya menikah

Sekitar 2007, saat Macron berusia 30 tahun, dia pun menikahi secara resmi dengan pacar yang juga mantan gurunya itu. Saat itu, usia Brigitte 55 tahun. Keluarga Macron sempat menentang rencana pernikahan itu karena khawatir Macron tak akan punya anak kandung.

Akan tetapi, Macron menegaskan, baginya tak punya anak kandung bukan masalah. Cinta mengalahkan segalanya dan pernikahan Macron-Brigitte pun resmi dilangsungkan pada 2007 lalu. Macron resmi menjadi ayah tiri bagi 3 anak Briggite yang 2 di antaranya berusia lebih tua dari Macron.

Kisah asmara Macron-Brigitte yang tak biasa itu telah lama diketahui publik Prancis. Ternyata, kisah ini juga tak pernah berpengaruh pada karier politik Macron yang di era Hollande sempat diangkat sebagai Menteri Keuangan. Ia mengundurkan diri dari jabatan itu tahun lalu saat memutuskan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari kubu independen.

Macron dan Indonesia

Emmanuel Macron memang baru menang dalam pemilu 7 Mei 2017 dengan 66,06 persen suara mengalahkan Marine Le Pen yang meraih 33,04 suara. Dia akan menggantikan Presiden Francois Hollande yang berusia 62 tahun dan juga seniornya dari Partai Sosialis.

Kemenangan Macron ini tentu penting bagi kelanjutan kerja sama Prancis dengan Indonesia. Apalagi 29 Maret lalu, Francois Hollande mengunjungi Indonesia. Kunjungan itu menjadi yang pertama sejak sekitar 31 tahun lalu setelah Presiden Francois Mitterand.

Seperti dilansir Antara, 8 Mei 2017, kerja sama yang erat dalam bidang seni dan kebudayaan juga sudah dijalin. Pusat Perfilman dan Animasi Prancis (CNC) bahkan memungkinkan membiayai produksi film di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Prancis juga mengundang lebih banyak produser dan sutradara untuk melakukan proses pengambilan gambar di negara tersebut. Prancis punya sejumlah festival film, bukan hanya Cannes, yang menerima film-film dari seluruh dunia. Prancis ingin film-film Indonesia hadir dalam festival-festival internasional di Prancis.

Sebagai negara yang menonjol dengan penduduk terbesar di Asia Tenggara, industri perfilman di Indonesia dinilai masih memiliki peluang besar untuk dapat dikembangkan.

Menurut Kepala Bekraf Triawan Munaf, kerja sama dengan CNC akan membantu meningkatkan kemampuan sineas film Indonesia. Ini juga membantu pemerintah dalam mengatur pemberian insentif kepada pelaku industri perfilman. Indonesia, kata Triawan akan melakukan pengurangan pajak agar lebih banyak orang melakukan syuting filmnya di Indonesia yang sangat indah alamnya.

Salah satu film yang merupakan proyek kolaborasi seniman Indonesia dan Prancis adalah "Marlina the Murderer in Four Acts" besutan sutradara Mouly Surya. Proses produksi film yang dibintangi aktris Marsha Timothy itu dilakukan di Indonesia dan Prancis dengan subsidi dari Kementerian Komunikasi dan Kebudayaan serta Kementerian Luar Negeri Prancis melalui CNC.***

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search