Rabu, 31 Mei 2017

Kisah Gay Depok: Termarjinalkan, Mau Bunuh Diri Malah Kepergok

Sebagaimana yang dialami Michael bukan nama sebenarnya, salah satu gay di Kota Depok, Jawa Barat (Jabar). Masa kecil anak ketiga dari lima bersaudara ini terbilang cukup menyedihkan. Dia hidup di tengah keluarga yang kurang harmonis. Ayahnya sering mabuk-mabukan, dan ibunya hanya sebagai ibu rumah tangga.

Sejak kecil, Michael sering dibeda-bedakan antara kakak dan adiknya. Rasa kesepian yang dialaminya sejak kecil, membuatnya lebih nyaman berteman dengan teman laki-laki.

"Ya saya Gay. Lelaki suka Lelaki. Saat ini masih, tetapi sedang berusaha menghilangkan itu. Perjalanan setiap orang berbeda-beda lho. Saya merasakan sejak kecil kurang kasih sayang orang tua. Semakin besar, banyak orang yang bully katanya saya seperti waria dengan timbre suara yang kemayu," katanya kepada JawaPos.com.

Sejak kecil, Michael mengaku lebih nyaman dan memiliki rasa yang aneh saat bersentuhan dengan teman laki-laki. Dia paling membenci teman laki-laki yang arogan, karena ingat dengan perlakuan sang ayah.

"Ada teman cowok yang megang tangan saya ngajak jajan waktu kecil, saat itu kelas 2 SD. Tapi kok saya semakin nyaman dan semakin tumbuh rasa itu. Saat SMA, saya juga memuji teman laki-laki karena hidungnya mancung, langsung dibully katanya saya suka cowok. Padahal memang iya," tuturnya.

Tumbuh sebagai gay, membuatnya terus mengalami pergolakan batin. Michael seringkali merasa putus asa mengapa harus dirinya yang mengalami hal itu.

Michael seringkali merasa Tuhan tidak adil. Sehingga dia sering mencoba untuk bunuh diri. "Kalau boleh, kelenjar air mata saya dihilangkan, hilangkan saja deh. Habisnya menangis melulu tiap malam. Kenapa harus saya? Saya benci diri saya sendiri. Mau bunuh diri juga gagal melulu. Minum obat malah muntah, mau gantung diri kepergok, lalu sering juga ketahuan teman," ungkapnya.

Michael paling suka menjalin hubungan dengan sesama jenis dengan berjauhan kota atau tempat tinggal (Long Distance Relationship/LDR). Selama 3 tahun 7 bulan, dia berpacaran dengan pria asal Solo.

Dengan pria tersebut, Michael juga melakukan hubungan seksual beberapa kali. "Namun Maret lalu kami putus. Katanya dia mau jalani hidup dengan benar, ya klasik banget sih. Makanya saya lagi patah hati," katanya.

Biasanya, seseorang yang akhirnya menjadi gay, karena pernah mengalami pelecehan seksual di masa kecil. Namun Michael mengaku bukan korban.

"Saya enggak pernah jadi korban. Saya memang dari kecil merasakan hal yang berbeda saat dekat dengan cowok. Sudah berusaha berobat ke psikiatri hasilnya nihil. Dikasih obat cuma antibiotik, jadi enggak saya minum obatnya. Saya bilang, saya enggak sakit, gila juga enggak, gimana dong," tukasnya.

Sebetulnya, Michael sudah mencoba untuk berpacaran dengan wanita. Bahkan dia memiliki tiga mantan kekasih wanita. Namun seluruhnya meninggalkannya menikah.

"Tiga kali pacaran sama perempuan, tiga kali juga ditinggal kawin. Ya mungkin saya enggak romantis, karena tetap lebih nyaman sama pria. Sering diajakin hubungan intim, tapi saya maunya saat sudah menikah. Eh mereka enggak mau. Tapi belakangan saya dengar kabar, mereka juga ada yang bercerai kok," tuturnya.

Saat ini, Michael mengaku jomblo, namun tetap memiliki teman dekat pria di kawasan Cibubur. Dia berupaya meyakinkan dirinya, dunia itu sangat dekat dengan bahaya HIV AIDS. Dia mengaku sudah ikut tes tersebut secara rutin, dan hasilnya negatif.

"Sekarang saya mencoba untuk mencegah diri saya ke masa lalu, tapi sumpah susah banget. Sering saya lihat saat lagi naik motor, pria menyebrang jalan. Lalu saya puji dia ganteng banget. Tapi banyak teman-teman gay lainnya meninggal karena HIV AIDS, mumpung saya negatif, jangan sampai saya berakhir seperti itu," tutupnya. (cr1/JPG)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search