Kalanick diketahui mundur karena tekanan dari investor Uber. "Saya menerima permintaan para investor untuk mundur, sehingga Uber bisa terus maju, ketimbang terganggu oleh perselisihan lain," ujarnya seperti dikutip detikINET dari Reuters.
Sebelumnya Kalanick cuma cuti sementara dan masih menjabat posisi CEO. Namun grup investor yang memegang porsi besar saham Uber seperti Benchmark, First Round Capital dan Fidelity Investment memintanya pensiun saja yang disanggupi Kalanick.
Kalanick sukses membesarkan Uber yang ia dirikan bersama rekannya, Garret Camp pada Maret 2009 atau 8 tahun yang lampau. Namun seiring Uber berkembang pesat, menjadi startup termahal di dunia, beragam kontroversi justru mewarnai.
Ia memang dikenal temperamental. Sikapnya yang kadang kurang menyenangkan belakangan terekspos ke publik. Seperti pernah menulis panduan hubungan seks para karyawan Uber dan marah-marah pada sopir Uber yang memprotes perubahan tarif.
Sebagai perusahaan, Uber juga sedang banyak disorot. Mereka kena kasus gugatan teknologi mobil otonom oleh Google, lingkungan kerja yang kurang ramah wanita sampai mengimplementasikan teknologi agar mobil Uber lolos dari kejaran aparat.
Bagaimanapun, Kalanick mau bertanggungjawab dan rela melepas kedudukannya sebagai CEO. Dan ia cukup berjasa menjadi pelopor industri ride sharing hingga sebesar sekarang.
Sejak kemunculan Uber, pesaing pun bermunculan di beberapa negara. Termasuk Grab asal Malaysia, Go-Jek di Indonesia sampai Didi Chuxing di China. Semuanya adalah layanan transportasi online berbasis aplikasi di mana Uber jadi yang pertama melakukannya.
Setelah melepaskan jabatan CEO Uber, Kalanick masih berada di perusahaan tersebut. Tepatnya menempati jajaran direksi perusahaan. (fyk/fyk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar