Presiden kedua RI Soeharto lahir di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta pada 8 Juni 1921. Ia lahir dari pasangan Sukirah dan Kertosudiro.
Kertosudiro, seorang mantri ulu-ulu atau pengatur irigasi, yang tidak memainkan peran banyak dalam kehidupan Soeharto kecil.
Dengan kondisi keluarga yang kurang beruntung, bayi Soeharto akhirnya diserahkan keluarga Sukirah kepada kakak perempuan Kertosudiro, pada umur 40 hari.
Soeharto kecil kerap berkutat dengan penggembalaan kerbau dan bertani, tidak seperti cerita-cerita anak seumurannya. Tempat tinggal dia juga berpindah pindah di tempat saudara orangtuanya.
Setamat Sekolah Rendah (SR) empat tahun, Soeharto disekolahkan oleh sang ayah ke sekolah lanjutan rendah di Wonogiri.
Setelah berusia 14 tahun, Soeharto tinggal di rumah Hardjowijono, teman ayahnya yang merupakan pensiunan pegawai kereta api. Hardjowijono juga seorang pengikut setia Kiai Darjatmo, tokoh agama terkemuka di Wonogiri.
Karena sering diajak, Soeharto sering membantu Kiai Darjatmo membuat resep obat tradisional untuk mengobati orang sakit.
Soeharto kembali ke kampung asalnya, Kemusuk, melanjutkan sekolah di SMP Muhammadiyah. Hal itu dilakukan karena di sekolah ini siswanya boleh mengenakan sarung dan tanpa memakai alas kaki atau sepatu.
Soeharto sebenarnya ingin melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi. Apa daya, ayah dan keluarganya tak mampu membiayai karena kondisi ekonomi. Soeharto pun berusaha mencari pekerjaan, tetapi gagal.
Ia kembali ke rumah bibinya di Wuryantoro, Wonogiri, Jawa Tengah. Di sana, ia diterima sebagai pembantu klerek sebuah Bank Desa (Volk-bank). Tak lama kemudian, dia minta berhenti.
Pada 1942, Soeharto membaca pengumuman penerimaan anggota Koninklijk Nederlands Indisce Leger (KNIL), tentara kerajaan Belanda. Ia mendaftarkan diri dan diterima menjadi tentara.
Waktu itu, ia hanya sempat bertugas tujuh hari dengan pangkat sersan, karena Belanda menyerah kepada Jepang. Sersan Soeharto kemudian pulang ke Dusun Kemusuk. Di sinilah, karier militernya dimulai.
Soeharto meninggal di Jakarta pada 27 Januari 2008 di umur 86 tahun, atau beberapa bulan setelah dia lengser dari kursi presiden.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar