Minggu, 18 Juni 2017

Kisah Masjid Agung Al Mujahidin Selong, Simbol Perjuangan Warga Gumi Selaparang

Masjid Agung Al Mujahidin yang berada di depan gedung juang Lotim. Masjid ini berdiri tegak menjadi sejarah perjuangan para pahlawan dan para Bupati bersama masyarakat Lombok Timur (Lotim) dari generasi ke generasi. Berikut laporannya.

HAMDANI WATHONI, Selong

Sama seperti sebagian besar masjid agung di sejumlah daerah yang ada di NTB, masjid Al Mujahidin Selong menjadi salah satu masjid terbesar yang ada di Lotim. Masjid yang berdiri di areal tanah seluas 90 meter persegi ini mulai dirancang sejak era kepemimpinan Bupati Lalu Muslihin di tahun 1960 silam. Diberi nama Al Mujahidin sebagai penghormatan kepada para pahlawan perjuangan kemerdekaan yang gugur melawan penjajah kolonial Belanda di rumah pejuang pada tahun 1945. Dimana rumah ini saat ini dikenal dengan nama Gedung Juang yang tepat berada di depan masjid.

"Masjid ini dibangun dengan konsep mirip dengan desain Masjid Assyuhada Yogyakarta," kata Sekretaris Pengurus Masjdi Al Mujahidin Selong," Ahmad Subhan.

Masjid yang berlokasi di samping taman Tugu Selong dirancang dengan Rencana Anggaran biaya sebesar Rp 50 juta. Namun, kala itu pembangunannya belum bisa diwujudkan karena terbentur pendanaan. Sehingga pembangunan dilanjutkan oleh bupati berikutnya yakni Rahardi Djiptowar Djojo di tahun 1966.

Dimana, saat itu Bupati mengumpulkan pendaan dana dari sumbangan PNS dan masyarakat sekitar Rp 25 juta. Desain gambar kemudian disederhanakan oleh arsitek H Lalu Fihir dan Ir. M Yunus Muhkhtar. Sehingga, peletakan batu pertama pembangunan masjid akhirnya bisa dimulai pada tahun 1971. Berkat semangat gotong royong dari warga Lotim, setahun setelahnya bisa dimanfaatkan dengan atap seng tanpa kubah.

Di periode berikutnya masa kepemimpinan Bupati H Saparwadi tahun 1979 mimbar masjid yang awalnya dibuat dari bahan kayu diganti dengan beton. Sedangkan di era Bupati H Abdul Kadir tahun 1988 bangunan masjid Al Mujahidin dilengkapi dengan bangunan menara yang menjulang tinggi. Ini menjadi sarana yang membuat masjid lebih indah sekaligus menjadi tempat ditaruhnya speaker pengeras suara.

Baru di masa kepemimpinan Bupati HM Sadir, penataan taman masjid dipercantik sedemikian rupa. Sehingga selain menjadi tempat ibadah, Masjid Al Mujahidin menjadi salah satu sarana rekreasi keluarga. Masjid ini terus berkembang seiring pergantian bupati. Dimana, masjid ini akhirnya dibangun dengan konstruksi lantai dua di era kepemimpian Bupati H Syahdan di tahun 1998 silam.

Pembangunan masjid lantai dua yang belum rampung baru kemudian diintensifkan di masa kepemimpinan periode pertama Bupati Ali BD tahun 2003 hingga 2008. Saat itu, Ali BD juga membangun kubah dan empat menara di atap masjid. Fasilitas juga dilengkapi dengan penataan kamar mandi yang lebih rapi dan tertata.

Di era Bupati HM Sukiman Azmy, tahun 2009 dirancang untuk pemasangan kaca di lantai dua serta selasar yang menghubungkan masjid dengan tempat wudhu. Penataan taman juga dipercantik membuat masyarakat Lotim senang datang ke masjid ini.

Kembali memimpin di periode 2013, Ali BD menginisiasi berdirinya perpustakaan masjid dan merenovasi mimbar dan sejumlah bangunan hingga terlihat seperti saat ini. Kini, bangunan masjid tampak sangat asri dengan paduan warna putih, ungu dan oranye pada bagian tubuh masjid. Sementara untuk bagian kubah, warna hijau selaras dengan hijaunya taman yang ada di sekitarnya.

"Tinggi menara dibuat 27 meter memiliki makna ajakan untuk salat berjamaah yang memiliki keutamaan 27 kali lipat pahalanya dibanding salat sendiri," terang Subhan.

Memasuki ruang utama, awalnya akan terasa sesak karena atap yang berasal dari lantai dua bangunan. Namun, saat menuju bagian depan ruang akan menjadi lapang karena plafon atap yang terbuka sebagai mezzanine. Pola ini memiliki filosopis sebuah perjalanan menuju sang Khalik yang awalnya penuh perjuangan. Namun semakin mendekati tujuan akan semakin melegakan.

"Setiap malam di masjid ini digelar juga pengajian. Khusu bulan Ramadan, setiap tahun dikunjungi oleh syaikh asal Palestina," tutur pria yang juga menjadi Kabag Humas dan Protokol Setda Lotim ini. "Tahun ini syekh Baha'udin muhaisen langsung mengimami salat isya dan tarawih dilanjutkan dengan memberikan pengajian," pungkasnya. (*)

Komentar

Komentar

loading...

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search