Kamis, 08 Juni 2017

Kisah Pak Harto yang Nyaris Frustrasi Gara-gara Karier Mentok

Jakarta - Di dunia militer, Soeharto mengawali kariernya dengan menjadi tentara kerajaan Belanda (KNIL) berpangkat kopral pada 1940. Ketika Jepang masuk pada 1942, KNIL pun otomatis bubar dan Soeharto mendaftar di kepolisian. "Dia bertugas sebagai reserse dan hanya bertahan selama dua bulan," tutur Probosutedjo, adik tiri Soeharto, dalam buku "Dari Pak Harto untuk Indonesia" yang dukutip detikcom, Kamis (8/6/2017).

Di era pendudukan Jepang, Soeharto yang lahir di Desa Kemusuk Yogyakarta pada 8 Juni 1921, kembali aktif di dunia militer. Ia menjadi pasukan PETA (Pembela Tanah Air) dan bertugas di Wates, Kulonprogo. Di pasukan ini anak pasangan Sukirah dan Kertosudiro itu sempat mengikuti pendidikan di Bogor. Pangkatnya pun naik dari Shudancho (komandan peleton) menjadi Chudancho (komandan kompi).

Ketika Jepang menyerah pada Sekutu dan Indonesia merdeka, terjadi euforia di lingkungan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang cikal bakalnya dari PETA. Masing-masing kelompok menciptakan dan mententukan jenjang kepangkatan sendiri, seperti digambarkan dalam film Naga Bonar yang dibintangi Deddy Mizwar.

Ketika pemerintah pusat menertibkan keanggotaan tentara, termasuk hirarki kepangkatannya, Soeharto merasa pangkatnya mentok. Kondisi ini sempat membuatnya frustrasi sehingga ingin mundur dari dinas militer. "Pak Harto (pernah) berniat jadi sopir, tapi dicegah oleh Ibu Tien yang mengingatkan janji Pak Harto ketika melamarnya adalah bukan sebagai sopir tapi tentara," tutur Probo dalam buku terbitan Antara Pustaka Utama, 2008 itu.

Karena ditentang sang isteri, Soeharto mengurungkan niatnya itu. Di militer, dia kemudian mendapat tugas di bagian penerangan di Kota Baru, Yogyakarta. Di bawah Komandan Divisi Susalit, putra RA Kartini, karier Soeharto cukup moncer sehingga mendapat promosi sebagai Komandan Batalyon X.

"Pada saat itu Pak Harto mendapat rumah dinas di Jalan Merbabu No 2A, Yogyakarta. Juga mendapat mobil dinas," imbuh Probo.
(jat/erd)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search