Kamis, 22 Juni 2017

Kisah para perempuan Muslim Inggris yang berprestasi di bidang olahraga

Reshmin Chowdhury adalah seorang Muslim yang berprofesi sebagai pembawa acara olahraga, dan ia juga ibu dari dua anak. Dalam rangka Pekan Olahraga Perempuan, ia melihat berbagai proyek yang melibatkan kalangan perempuan Asia, dan menampilkan mereka yang mendobrak penghalang dan membuka jalan bagi generasi berikutnya untuk menikmati permainan olahraga.


Kami perempuan-perempuan Muslim hadir dengan berbagai pandangan. Kami berasal dari budaya, komunitas dan latar belakang yang berbeda.

Kami memiliki selera dan minat yang berbeda tentang bagaimana kami menjalani hidup dan menentukan karir. Beberapa dari kami memakai jilbab, dan ada juga yang tidak mengenakannya. Sebagian dari kami punya mempunyai keluarga yang mendukung, sebagian tidak, dan yang lain menjalaninya saja.

Saya menerapkan pengalaman pribadi saya sebagai titik awal - dalam ironi sebagai wartawan olahraga yang tidak pernah benar-benar berolahraga.

Saya tumbuh dalam keluarga Muslim Bengali yang sangat berpikiran terbuka, progresif dan dalam komunitas generasi kedua yang sangat besar yang dibesarkan dengan pendidikan, budaya, agama dan musik sebagai pilar-pilar penyangganya.

Meski banyak menyaksikan pertandingan olahraga, namun tidak pernah menganggap penting untuk terjun bermain sendiri. Baru pada usia 30 an, setelah memiliki dua anak, saya mengubah pola pikir.

Awalnya menganggap olahraga tidak penting, kini latihan olahragamenjadi bagian integral dari kehidupan keseharian saya. Saya pergi ke pusat kebugaran lima kali seminggu dan mendapat manfaat yang lebih banyak untuk mental dan fisik. Saya tidak pernah menoleh ke belakang.

Hampir, kendati tak persis, ada kaitan serupa dalam pengalaman kami: mengenalkan olahraga kepada sekelompok perempuan yang tidak pernah mempertimbangkan untuk melakukannya. Dalam kasus Jaringan Perempuan Muslim, ini juga berlaku bagi perempuan yang menjadi korban-korban pelecehan.

Ketika konsultan olahraga Janie Frampton menjadi sponsor lembaga sosial yang berbasis di Birmingham, ia dan direktur eksekutif Faeeza Vaid memutuskan untuk membentuk sayap olah raga. Tujuannya adalah untuk menggunakan olahraga sebagai komponen penting dalam rehabilitasi korban.

Dengan adanya Kejuaraan Dunia Kriket Perempuan musim panas ini, mereka mengusahakan agar para perempuan menonton salah satu pertandingan paling ditunggu- Pakistan melawan India pada tanggal 2 Juli - dan meluncurkan skema yang ditargetkan yang dirancang khusus untuk mendorong keikut-sertaan mereka dalam olahraga.

Perempuan Muslim
BBC
Jaringan Perempuan Muslim, berbagi pengalaman tentang masalah-masalah yang dihadapi mereka.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search