ARES merupakan nama satu kelurahan di Kecamatan Tikala yang kini menjadi pusat pemerintahan Kota Manado.
Perkantoran tua yang ada di Tikala Ares di antaranya Kantor Wali Kota Manado, Perpustakaan Sulawesi Utara, Stasiun Radio Republik Indonesia Manado, dan TVRI Manado.
Soleman Montori, pemerhati budaya Kota Manado, menyebut, sebelum Manado maju dan berkembang, Ares adalah wilayah pinggiran Manado.
"Kini Ares telah berkembang menjadi kelurahan yang padat penduduk. Letaknya tidak lagi dipinggiran, tapi berada di lokasi yang ramai dan pusat pemerintahan Kota Manado," kata dia kepada Tribun Manado, Jumat (21/07/2017).
Nama Ares, kata dia, semula adalah Aris. Asal katanya dari 'arrest' (bahasa Belanda) yang artinya 'hukuman'.
Hukuman yang dimaksud berupa larangan keluar rumah atau keluar kota. Ares juga diartikan sebagai tempat penahanan.
"Pada zaman Belanda di Ares ada tempat penahanan atau penjara. Pangeran Perbatasari dan keturunannya dari Banjarmasin pada 1884 dibuang oleh Belanda ke Ares Manado, lalu dipindahkan ke Kampung Jawa Tondano," ujarnya.
Ada juga versi lain yang menyebut Ares berasal dari nama pohon, yang dalam bahasa Minahasa disebut Ares.
Pada zaman dulu, pohon ini banyak tumbuh di sepanjang daerah aliran sungai Tondano dan pinggiran Sungai Tikala Manado.
Di Ares terdapat objek wisata Batu Sumanti. Oleh penduduk setempat, batu itu dianggap keramat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar