JAKARTA - Memamerkan karya di langit negara lain dan meraih kemenangan bukan saja membanggakan diri sendiri, anggota tim, dan universitas semata, tetapi juga mampu mengharumkan nama baik Indonesia.
Itulah yang dirasakan Tim Gamaforce dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang memamerkan pesawat tanpa awak bernama 'Rasayana' di langit Ankara, Turki dalam hajat Unamenned Aerial Vehicle (UAV) 2017.
BERITA REKOMENDASI
Siapa menyangka bahwa kemenangan itu tidaklah mulus. Pasalnya, pesawat rakitan mahasiswa UGM itu sempat mengalami kerusakan yang tergolong berat tepat dua hari sebelum Rasayana harus berlaga di kompetisi internasional tersebut.
"Saat tiba di hotel dan bongkar muatan, baru kita tahu kalau odroid mini PC rusak saat perjalanan dalam pesawat ke Turki. Padahal, harus bertanding dua hari berikutnya," kenang Ketua Tim Gamaforce, Rifyal Garda Prabowo seperti dilansir dari laman UGM, Senin (24/7/2017).
Saat itu, aku Rifyal, dirinya bersama tim bekerja keras dalam memutar otak untuk mencari solusinya. Bahkan, lanjutnya, mereka mengobankan waktu tidur agar Rasayana bisa merasakan terbang di langit Turki.
"Sungguh situasi yang sangat menguras pikiran dan tenaga. Namun, perjuangan tersebut tidak sia-sia, akhirnya kerusakan bisa teratasi," imbuh dia.
Hasil tidak pernah mengkhianati usaha rupanya merupakan petuah yang benar-benar terjadi. Usaha Tim Gamaforce akhirnya lunas usai pengumuman dibacakan, yakni Rasayana memenangkan juara tiga dalam kompetisi internasional tersebut.
"Menegangkan saat final perebutan juara tiga. Ketika menerbangkan pesawat kami mengumandangkan lagu Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada sebagai pemacu semangat meraih keberhasilan," ungkap Rifyal saat mengenangnya.
Bukan hanya kerusakan saat dua hari sebelum bertanding, Rasayana juga mengalami gangguan angin saat di udara. Pasalnya saat itu, angin berembus cukup kencang. Di tengah bobot fisik Rasayana yang memiliki panjang 1,2 meter, bentangan sayap 2 meter, dan bobot 3 kilogram tersebut, ditaklukannya angin Turki.
Tim dari UGM ini terdiri dari sembilan mahasiswa UGM. Mereka di antaranya Umar Fadhil Ramadhan, Ahmad Izudin, M. Syahrul Ramadhan, Ardi Puspa Kartika, Rifyal Garda, Riarsari Meirani, Anindityo Agung, Riswandha Latu, serta Faricha Hidayati. Mereka berhasil memboyong juara 3 dan bersaing melawan 400 tim lain dari seluruh penjuru dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar