Jumat, 25 Agustus 2017

Kisah Driver Wanita GO-JEK, Disebut 'Nakal' Sampai Dibentak Opang

Jakarta - Menjadi pengemudi ojek online tidak lah mudah bagi wanita. Beragam stigma negatif terlanjur menempel terhadap pencari nafkah di jalanan ini.

Pengalaman pahit seperti itu pernah dialami driver GO-JEK Pipit Pitriasih (30). Apalagi Pipit sudah sudah lama menjajal panas dingin aspal Ibu Kota sejak 2015.

"Dulu pertama kali jumlah GO-JEK wanita cuma 8 orang apalagi tukang ojek itu biasanya mayoritas laki-laki makanya suka ditanya 'kok perempuan gojek ngapain?''kok perempuan mau sih kerjaan seperti itu kan resikonya besar?' kata orang-orang," papar Pipit kepada detikcom, Selasa (22/8/2017).

Tak mau ambil pusing, Pipit tetap pada pendiriannya sebagai GO-JEK wanita sekaligus pencari nafkah satu-satunya di keluarga.

"Niat saya menghidupi anak-anak saya, jadi saya nggak masalah dengan stigma masyarakat. Anak saya malah nyemangatin. Jadi pikir saya, enggak masalah karena saya ojek online juga nggak perlu mangkal jadi nggak takut dibilang macam-macam," sambung janda beranak tiga ini.

Namun cibiran belum usai. Seringnya Pipit pulang malam hari menimbulkan fitnah baru.

"Tetangga bisik-bisik dan saya sudah sering dibilang janda ngga bener dan gatal. Mereka takut suaminya digodain kalau dekat-dekat saya," tuturnya sedih.

Awalnya Pipit mengaku tidak peduli lama kelamaan ucapan para tetangga tersebut dianggap kelewatan.

"Saya pernah bilang ke mereka saya bisa buktiin kalau saya nggak seperti yang seperti mereka bilang,"

Driver GO JEK Wanita PipitDriver GO JEK Wanita Pipit Foto: dok Pribadi

Benar saja cibiran itu makin menghilang ketika kesejahteraan Pipit mulai terlihat. Bahkan dengan kerja kerasnya Pipit yang cuma lulusan SMP bisa mengambil sekolah dan ujian paket C, serta memenuhi segala kebutuhan anak-anaknya.

"Tetaggga saya tanya gimana masuk gojek padahal dia orang yang paling menghina saya. Awalnya dia malu akhirnya curi kesempatan bertanya dengan sopan. Padahal dalam hati, dia itu belum lama menghina saya," tuturnya senang.

Berseteru dengan Ojek Pangkalan (Opang)

Lika liku menjadi pengendara GO-JEK wanita belum usai bagi Pipit. Kali ini dia dihadapkan dengan para ojek pangkalan yang kerap disebut opang.
Masalahnya tak lain berebut penumpang.

"Waktu nongkrong di Antasari digebrak meja saya sama opang sampai kebelah dua. tapi kalau saya nyerah gimana anak-anak saya. Saya nggak mau nyerah karena ini untuk anak-anak saya dan saya nggak takut, sebab saya punya tanggung jawab," tegas dia yang menjadi GO-JEK selepas bercerai dengan suami dan harus menafkahi anak-anaknya.

Serupa Pipit, driver wanita GO-JEK lainnya Hasanah (29) mempunyai cerita yang tak kalah membahayakan.

Pertama jadi GO-JEK, Hasanah langsung berseteru dengan ojek pangkalan. Dia mengaku diusir berkali-kali oleh opang.

"Di Kalibata City diusir sana sini sampai di tiga tempat. Trus saya bilang ke opang 'kita ke kantor polisi aja pak'. Lagian kalau saya benar saya nggak takut makanya saya ajakin ke kantor polisi aja," cetus dia.

Opang dekat rumahnya juga bertindak, Hasanah tak diperbolehkan melewati ruas jalan yang dikuasai opang.

"Saya datangin saya tanya kenapa nggak boleh lewat. Saya ini nyari kerja dan enggak minta makan dari dia kenapa dia yang repot," tegas ibu tunggal dari dua anak ini.

Dia pun tertantang untuk menjadikan warga di lingkungannya menjadi driver GO-JEk. Agar tak ada lagi yang membeda-bedakan sekaligus menyejahterakan.

"Saya buktiin kalau orang sini bisa masuk GO-JEK semua. Akhirnya masuk semua dari depan rumah sampai belakang rumah saya. Makanya jangan usil kalau mau ikut tinggal gabung asal punya persyaratannya," tambah driver yang bergabung sejak 2015 ini.

Driver GO-JEK Wanita HasanahDriver GO-JEK Wanita Hasanah Foto: dok Pribadi

Meski berakhir dengan bahagia, perseteruan dengan Opang membuat keluarganya khawatir.

"Sebenarnya awalnya nggak boleh nge-GO-JEK karena banyak berantem. tapi saya bilang sama keluarga kalau cewek enggak bakal digebukin paling perang mulut," tutur mantan SPG ini.

Makin Kuat dengan GO-JEK

Baik Pipit maupun Hasanah tak mau menyerah, segala hambatan justru akan membuat mereka semakin kuat. Apalagi terbukti kehidupan perekonomian mereka membaik berkat GO-JEK.

Bahkan terkadang karena mereka wanit, tips yang diberikan penumpang lebih besar. Sampai-sampai ada yang tak tega menumpang di kursi belakang.

"Saya bawa dari Kemang. Ditanya kok driver-nya cewek. Trus dia bilang 'udah aku aja yang bawa'. Ongkosnya Rp 12 ribu tapi dikasih Rp 100 ribu," ucap Pipit senang.

Bahkan beberapa penumpang saking takjubnya dengan ketangguhan Pipit tak segan meminta foto bersama.

"Foto masih saya simpen karena dulu masih aneh di masyarakat," ucapnya tertawa.

Pipit dan Hasanah sepakat bahwa GO-JEK mengubah kehidupan mereka lebih baik.

"Pengaruh GO-JEK besar banget dari segi ekonomi ada perubahan, pengalaman bertambah, banyak temen, yang pasti menuju lebih baik," tutup Pipit bijak.

"Saya bersyukur dan berterima kasih, GO-JEK sudah membuat impian terwujud. Mudah-mudahan lebih baik lagi," timpal Hasanah.

Keduanya tersenyum bangga sembari merapatkan jaket hitam-hijau GOJEK lekat-lekat ke tubuh mereka.

(ega/ega)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search