Jumat, 25 Agustus 2017

Nih Kisah Sukses Alumni Kampus di Surabaya yang Jadi Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi di ...

JAKARTA - Kesuksesan biasanya tak lepas dari perjalanan di baliknya. Begitu juga kisah Robert James Bintaryo, seorang alumni mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang didapuk menjadi Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi (KDEI) di Taipei.

Perlu perjuangan dan perjalanan yang tak selalu mulus untuk ditempuhnya meraih karier cemerlang seperti kini. Robert James merupakan alumni mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Unair, Surabaya.

BERITA REKOMENDASI

Melansir dari laman Unair, Jumat (24/8/2017), anak kedua dari empat bersaudara tersebut lulus dari SMAN 5 pada tahun 1979. Kisah menempuh pendidikan tingginya di perguruan tinggi negeri (PTN) di Surabaya tersebut mulanya tidaklah mulus.

Pria kelahiran Malang itu tercatat pernah gagal masuk perguruan tinggi negeri. Tak hilang akal, Robert lantas berkuliah di salah satu universitas swasta di Surabaya. Namun, bukan berarti keputusannya tersebut memupuskan harapannya berkuliah di PTN.

Tahun berikutnya, ia kembali mencoba mengikuti seleksi masuk ke Universitas Airlangga (Unair). Di tahun itulah Robert berhasil diterima di jurusan manajemen.

Ujian hidup, dimulai tatkala Robert tengah menempuh perkuliahan. Saat dirinya mulai kuliah, orang tua Robert mesti pensiun. Ia dan kakak-adiknya yang kompak sedang mempuh pendidikan tinggi, harus memahami kondisi keuangan keluarga.

Untuk menghasilkan uang tambahan, Robert yang suka musik bersama teman-temannya kerap mengadakan acara musik. "Sering bikin acara siaran di TVRI. Saya nggak bisa main musik, tapi teman-teman saya yang main. Jadi kita punya semacam event organizer musik," kisah dia.

Waktu perkuliahan terus bergulir hingga Robert harus menjalani proses pembuatan skripsi tentang produk pakan ternak di sebuah perusahaan pakan ternak di Jawa Timur. Skripsi itu, kemudian mengantarkan Robert lulus menjadi sarjana ekonomi pada 1986.

Seperti pada umumnya, permulaan karier Robert tak langsung bersinar. Ia menjajakinya dengan bekerja di perusahaan asuransi di Jakarta. Dua tahun berlalu, barulah ia mengikuti seleksi dan lolos menjadi PNS di Kementerian Perindustrian dan Pedagangan (Kemenrindag).

Ketika bekerja dan telah mendapat status sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), tak lantas membuat Robert lupa pendidikan. Saat itu, ia juga mengikuti dan meraih peluang beasiswa untuk studi di Inggris selama dua tahun.

Dalam program beasiswa itu, Robert mengambil Diploma Business Administration di Cardiff Business School. Kemudian dirinya melanjutkan ke Master of Business Administration di Hull University.

Bukan hanya rentetan jenjang pendidikan yang ia tempuh untuk menjabat posisi sebagai Kepala KDEI di negeri tetangga. Namun, posisi itu ia dapatkan berkat pengalaman memimpinnya selama tahun 2005 hingga 2016.

Pasalnya, Robert tercatat pernah menjadi Atase Perdagangan Belgia/Uni Eropa pada 2005. Ia juga pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Bantuan Luar Negeri Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Perdagangan, Direktur Bahan Pokok dan Barang Strategis Direktorat Jenderal (Ditjen) Perdagangan Dalam Negeri, hingga Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Ditjen Perdagangan Dalam Negeri di tahun 2016.

Berbekal pengalamannya memimpin organisasi, menjadi atase, dan berbaur dengan masyarakat, Robert memimpin KDEI Taipei yang terdiri dari beragam divisi seperti imigrasi, perdagangan, perindustrian, investasi, ketenagakerjaan, serta pelayanan dan perlindungan WNI.

Bagi Robert, menanggungjawabi untuk memberi pelayanan dan perlindungan bagi WNI di Taipei adalah tatangan tersendiri. Pasalnya, jumlah TKI di Taiwan saja pada 2016 telah mencapai 253 ribu atau 1 persen dari total populasi Taiwan. Ditambah, jumlah pelajar Indonesia di Taiwan yang mencapai 5.000.

Namun, tantangan tersebut ia lalui dengan terjun langsung ke lapangan yang kerap dia lakukan untuk mengetahui permasalahan para TKI.

Setiap kesuksesan, pasti memiliki kunci rahasia. Menurut pria yang memiliki hobi renang tersebut, kunci suksesnya hingga saat ini adalah mampu menjaga kepercayaan, memiliki jejaring, dan mau terjun langsung ke masyarakat.

Ia juga berpesan bagi para mahasiswa untuk selalu mengingat bahwa negara membutuhkan kontribusi anak-anak bangsanya. "Perhatikan masyarakat bawah, agar kontribusi kita untuk negara bisa dirasakan langsung oleh masyarakat," tandasnya.

(sus)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search