BATAM.TRIBUNNEWS.COM - Sejak dua pekan lalu, perkampungan muslim Rohingya di Distrik Maungdau, Rakhine, Myanmar, diserbu oleh militer Myanmar.
Tanpa ampun, mereka menembaki orang, membakar rumah pemukiman miskin di distrik tersebut sehingga menimbulkan reaksi internasional.
Warga pun kocar-kacir dan melarikan diri sejauh-jauhnya dari kemarahan tentara yang balas dendam setelah penyerangan 30 pos militer dan menewaskan 9 polisi.
Korban berjatuhan. Menurut PBB, jumlahnya diperkirakan mencapai 1.000 orang, baik muslim Rohingya, pasukan Myanmar atau pasukan lokal Rakhine serta warga sipil Rakhine lainnya.
Baca: Beratnya Perjalanan Muslim Rohingya Menggapai Pantai Bangladesh
Baca: Sudah 270 Ribu Muslim Rohingya Menyeberang ke Bangladesh Hindari Pembunuhan Massal
Puluhan ribu, bahkan juru bicara UNHCR di Bangladesh Vivian Tan memperkirakan, jumlah gelombang pengungsi muslim Rohingya mencapai 260 ribu.
Sejak serangan besar-besaran itu, tak ada cara lain bagi muslim Rohingya kecuali menggapai Bangladesh.
Ada yang menyusuri hutan belasan kilometer, namun terbanyak menggunakan perahu, melintasi Sungai Naf.
Namun, tiga hari terakhir, jalur itu ditutup oleh pemerintah Bangladesh setelah ada kapal pengungsi yang tenggelam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar