Selasa, 10 Oktober 2017

Google Doodle: Begini Kisah Fridtjof Nansen Menembus Kutub Utara

TEMPO.CO, Jakarta - Tema Google Doodle hari ini adalah Fridtjof Nansen. Tema ini diambil untuk merayakan hari ulang tahunnya ke-156. Saat memasuki halaman Google, Anda akan disuguhkan gambar hitam-putih seseorang yang sedang berjalan menggunakan peralatan ski. Dialah Fridtjof Wedel-Jarlsberg Nansen.

Nansen belajar zoologi di Universitas Kerajaan Frederick di Christiania (berganti nama menjadi Universitas Oslo pada 1925), kemudian bekerja sebagai kurator di Museum Bergen. Di sana dia menulis disertasi tentang sistem tekanan pusat makhluk-makhluk laut dalam yang belakangan menjadi basis dari teori-teori neurologi modern.

Pada masa mudanya, Nansen menjadi juara lomba ski dan selancar es. Dia memimpin tim yang membuat perlintasan pertama bagian dalam Greenland pada 1888, menjadikan pulau tersebut tempat ski lintas negara. Dia belajar ski cross-country hingga 80 km dalam sehari dengan bekal minim, kadang hanya ditemani anjingnya.

Kisah penjelajahan Greenland tersebut bermula sejak dia menempuh studi di Bergen pada 1887. Linn Ryne, dalam bukunya Fridtjof Nansen, Man of Many Facets (1992), menulis, "Nansen selalu berpikir untuk bisa menyebrangi es di Greenland. Bagi banyak orang, itu rencana gila.

Namun, tulis Ryne, Nansen tidak memiliki dana untuk memulainya, meski telah memiliki rekomendasi universitas. Maka, mulainya dia mencari dana untuk ekspedisinya tersebut. Dia memulai ke majelis nasional, tapi langsung ditolak lantaran perjalanannya dianggap berbahaya. Musababnya, Nansen berencana memulai perjalanan dari pantai timur ke barat.

Firdtjof Nansen menjadi tema Google Doodle hari ini, Selasa, 10 Oktober 2017. (Google)

Sekadar informasi, pantai timur Greenland merupakan daerah tak berpenghuni. Kawasan tersebut dilarang didatangi lantaran banyak es raksasa yang hanyut dan digerakkan arus kutub yang kuat. Daerah itu juga terkenal dengan gunung-gunung es yang bisa patah kapan pun. Beruntung dia bertemu pengusaha dari Kopenhagen, Denmark, yang berani bertaruh kepada Nansen.

Menurut Ryne, Nansen menuliskan rencana ekspedisinya dengan detail. Setiap gerakan dihitung hati-hati. Ia tahu pasti keberhasilan ekspedisi ini bergantung pada ketekunannya memperhatikan detil terkecil.

Akhirnya, ekspedisi tersebut diikuti enam orang, dipimpin Nansen yang saat itu masih 27 tahun. Pada 17 Juli 1888 mereka mulai turun dari kapal. Setelah 12 hari, tak sampai 29 Juli 1888, mereka menginjakkan kaki di darat. Sayangnya, mereka gagal menembus Greenland karena menghadapi angin besar. Nansen dan tim pun harus melanjutkan perjalanan dengan perahu di perairan terbuka. Nansen dan tim hanya bisa menempuh perjalanan darat sejauh 483 kilometer.

Dalam perjalanan tersebut Nansen dan tim harus berjibaku dengan suhu yang ekstrem, minus 50 derajat. Pada akhir September, sampailah mereka ke tepi pantai barat. Beruntung, mereka menyelesaikan ekspedisi dengan selamat. Mereka sampai ke tempat di mana tak seorang pun pernah meginjaknya. Tim juga mencatat kondisi meteorologi dan fakta ilmiah penting di sana.

Mereka harus tinggal di kutub utara selama musim dingin karena harus menunggu kapal. Namun, waktu tersebut dimanfaatkan Nansen dan tim untuk menumpulkan materi buku yang kelak diberi judul Eskimo Life (1891). Mei 1889, Fridtjof Nansen dan timnya berhasil kembali ke Norwegia. Mereka disambut warga Norwegia bak pahlawan perang.

Simak artikel menarik lainnya tentang Fridtjof Nansen dan Google Doodle hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search