Selasa, 10 Oktober 2017

HEADLINE: Kisah Terbongkarnya Dusta Dwi Hartanto

Kebohongan Dwi Hartanto diketahui ketika sebuah dokumen lima lembar bermaterai yang ditandatangani olehnya, diunggah ke laman Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Delft, Belanda, 7 Oktober 2017.

Pada laman PPI Delft, surat itu diberi judul 'Klarifikasi dan Permohonan Maaf oleh Dwi Hartanto'.

Dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, surat itu kemudian tersebar luas ke berbagai pihak, termasuk Liputan6.com. Isi surat tersebut terbagi menjadi 11 bagian.

"Sebagaimana kita ketahui, di beberapa waktu terakhir ini telah beredar informasi berkaitan dengan diri saya yang tidak benar, baik melalui media massa mau pun media sosial. Khususnya perihal kompetensi dan latar belakang saya yang terkait dengan bidang teknologi kedirgantaraan (Aerospace Engineering) seperti teknologi roket, satelit, dan pesawat tempur," tulis Dwi dalam suratnya.

"Saya mengakui bahwa kesalahan ini terjadi karena kekhilafan saya dalam memberikan informasi yang tidak benar (tidak akurat, cenderung melebih-lebihkan), serta tidak melakukan koreksi, verifikasi, dan klarifikasi secara segera setelah informasi yang tidak benar tersebut meluas," lanjut pemuda 35 tahun itu.

Ia menambahkan, "Melalui dokumen ini, saya bermaksud memberikan klarifikasi dan memohon maaf atas informasi-informasi yang tidak benar tersebut."

Dwi mengakui bahwa itu semua kebohongan semata. "Teknologi 'Lethal weapon in the sky' dan klaim paten beberapa teknologi adalah tidak benar dan tidak pernah ada," tulis Dwi dalam dokumen tersebut.

"Saya memanipulasi template cek hadiah yang kemudian saya isi dengan nama saya disertai nilai nominal 15.000 euro, kemudian berfoto dengan cek tersebut. Foto tersebut saya publikasikan melalui akun media sosial saya dengan cerita klaim kemenangan saya," aku Dwi Hartanto.

Beberapa waktu lalu, Dwi Hartanto juga mengaku sedang mengembangkan pesawat tempur dan teknologi teranyar seputar kedirgantaraan militer.

Namun, dalam surat permohonan maaf dan klarifikasi, Dwi menjelaskan, "Informasi mengenai saya bersama tim sedang mengembangkan teknologi pesawat tempur generasi ke-6 adalah tidak benar. Informasi bahwa saya (bersama tim) diminta untuk mengembangkan pesawat tempur EuroTyphoon di Airbus Space and Defence menjadi EuroTyphoon NG adalah tidak benar."

Lantas, bagaimana kebohongan itu dapat terselenggara? Liputan6.com menemukan unggahan berantai dari akun Twitter @vinedict, tertanggal 7 Oktober 2017.

"Sudah pada tau tentang kebohongan #DwiHartanto?" tulis akun Twitter tersebut.

"Dimulai dari kesalahan fatal wartawan (menyebut salah satu media daring Indonesia dan nama si wartawan, red.), yang menulis berita tanpa kros-referensi di... (menulis tautan artikel berita yang dimaksud, red.)," lanjut cuitan itu.

Artikel berita yang dimaksud terbit pada 2015. Dalam berita itu dijelaskan bahwa Dwi telah merancang bangun Satellite Launch Vehicle (SLV) yang diberi nama The Apogee Ranger V7s (TARAV7s). Proyek itu, menurut pengakuan Dwi, merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Pertahanan Belanda.

Akun @vinedict kemudian menyebut, berita itu sukses mendongkrak pamor Dwi sekaligus menggiring minat media lain di Indonesia.

Selepas itu, tawaran wawancara dari berbagai media Tanah Air, baik oleh stasiun televisi hingga daring, datang menghampiri Dwi sepanjang 2015 hingga 2017.

Termasuk di antaranya oleh Liputan6.com awal 2017 lalu, yang berusaha menghubungi Dwi melalui e-mail untuk mengatur janji wawancara.

"Anyway, dengan senang hati kalau saya bisa ikut turut serta dan membantu untuk menularkan ilmu dan pengalaman serta menumbuhkan semangat untuk terus maju dan tidak takut bermimpi besar. Tapi saya sekarang lagi ada di Boston, USA. Lagi ada beberapa project meeting dengan NASA dan MIT," papar Dwi melalui e-mail kepada Liputan6.com, 14 Februari 2017.

Tak ada kecurigaan yang muncul saat itu. Pada Juni 2017, Liputan6.com pun sempat memuat kisah "kesuksesan" Dwi, yaitu memenangi kontes bergengsi di Jerman yang diikuti berbagai badan antariksa dunia.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search