Selasa, 17 Oktober 2017

Kisah Clarence Seedorf dan Sebuah Telepon yang Membuatnya Berlabuh ke Real Madrid

BOLASPORT.COM - Legenda sepak bola, Clarence Seedorf, membagikan kisahnya ketika pertama kali pindah ke Real Madrid.

Nama Clarence Seedorf pasti tidak asing lagi di telinga penikmat sepak bola.

Ia pernah bermain untuk Ajax, Sampdoria, Real Madrid, Inter Milan, AC Milan, dan akhirnya menutup kariernya di Botafogo.

Eks pemain kelahiran Suriname ini menjadi legenda bagi timnas Belanda dengan 87 caps dan 11 gol sepanjang karier.

Di akun Instagram pribadinya, Seedorf membagikan pengalaman tak terlupakan yang membuat dirinya berseragam Real Madrid.

Siapa sangka, Los Blancos ternyata sudah tergila-gila pada talenta Seedorf sejak mantan pemain berambut gimbal itu berusia 14 tahun.

Namun, niat Madrid tersebut harus ditunda lantaran Seedorf tak mendapat izin dari kedua orang tuanya.

(Baca Juga: 14 Tahun Arjen Robben di Timnas Belanda, dari Berambut sampai Gundul dan Jadi Legenda)

Seedorf diminta menyelesaikan dulu pendidikannya di Belanda sebelum bermain sepak bola di luar negeri.

Pria yang kini berusia 41 tahun tersebut tampaknya bakal melewatkan kesempatan sekali seumur hidup setelah menolak tawaran Real Madrid tersebut.

Tapi, tampaknya Tuhan berkehendak lain.

(Baca Juga: Peringkat FIFA Oktober 2017, Indonesia Merangkak Naik dan Malaysia Menurun)

Di sebuah malam pada 1996, Seedorf sedang berada di stadion setelah melakoni pertandingan penutup musim bersama Sampdoria ketika sebuah panggilan telepon datang untuknya.

"Saya sedang berada di stadion ketika saya berbicara di telepon, 'Hey Clarence, maukah Anda pindah ke Real Madrid bersama saya?', saya menjawab, 'Ya, saya mau, Tuan," ujar Seedorf seperti dilansir BolaSport.com dari AS.

Orang di balik telepon itu adalah Fabio Capello yang ditunjuk untuk menangani Real Madrid untuk musim 1996-1997.

Selama bermain di Real Madrid, Seedorf tampil dalam 159 pertandingan dan mencetak 20 gol.

Ia pun melanjutkan petualangannya dengan kembali ke Italia untuk membela Inter Milan pada 2000-2002.

[embedded content]

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search