Selasa, 17 Oktober 2017

Kisah OSIRIS-Rex Berburu Asteroid Berukuran 2 Kali Menara Eiffel

TEMPO.CO, California - Setahun setelah diluncurkan untuk berburu asteroid Bennu, wahana nirawak OSIRIS-REx kembali menuju bumi. Padahal odometer wahana—-yang dirancang untuk memburu asteroid raksasa Bennu—-itu sudah mencatat jarak terbang 960 juta kilometer. Jarak itu lebih dari enam kali jarak bumi ke matahari.

OSIRIS-REx baru-baru ini terbang hanya 17 kilometer di atas Antartika dengan kecepatan lebih dari 30 ribu kilometer per jam. Bukan lantaran kangen bumi atau misinya gagal, Osiris kembali hanya untuk memanfaatkan tarikan gravitasi planet agar bisa terbang lebih efisien dan jauh.

"Dia cukup dekat dengan bumi untuk mendapatkan tarikan gravitasi dan perubahan momentum," kata Deputi Program OSIRIS-REx, Christina Richey, seperti ditulis laman Space.

Para ilmuwan di Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sengaja mengatur rute terbang wahana itu untuk kembali mendekati bumi. Menurut Richey, rute melintas (fly-by) diperlukan untuk menambah kecepatan dan menyesuaikan rute penerbangannya dengan jalur lintasan Bennu. Berkat gravitasi bumi, kecepatan OSIRIS-REx bertambah hingga 13.600 kilometer per jam.

Wahana antariksa OSIRIS-REx. (nasa.gov)

Baca: 3 Kali Melintas, Asteroid Diprediksi Menghantam Bumi pada 2079

Bukan Osiris semata yang melakukan manuver ini. Pada 2013, wahana Juno yang dikirim NASA menuju Jupiter juga kembali melintasi bumi dua tahun setelah diluncurkan. Jarak Juno saat melintasi bumi bahkan hanya 560 kilometer. Wahana tersebut kini tengah mengorbit Jupiter.

Manuver ini pertama kali dicetuskan ahli matematika Uni Soviet, Yuri Kondratyuk, pada 1919. Menurut perhitungannya, gravitasi bumi bisa membantu wahana luar angkasa melesat lebih jauh dan cepat. Dan yang terpenting, tidak perlu menghabiskan bahan bakar untuk menambah kecepatan.

Kalkulasi yang jitu. "Ini teknik brilian dan murah," kata Shadan Ardalan, ilmuwan yang terlibat dalam misi Juno. "Misi antarplanet memerlukan teknik ini untuk menambah kecepatan wahana."

Mengatur penerbangan OSIRIS-REx kembali ke bumi menjadi langkah cerdas menghemat energi. Wahana ini mengandalkan energi surya. "Gravitasi bumi membantunya menuju jalur Bennu tanpa perlu memakan energi," kata Dante Lauretta, peneliti utama OSIRIS-REx dari Universitas Arizona.

Baca: Kenapa NASA Bikin Rencana Antisipasi Jatuhnya Asteroid?

Bennu adalah asteroid yang rutin melintasi orbit bumi. Asteroid tipe B berdiameter 500 meter itu mengorbit matahari dalam 436 hari. Sekali setiap enam tahun, Bennu melintas hanya 299 ribu kilometer dari bumi. Ini lebih dekat ketimbang jarak bulan ke planet ini.

Jarak lintasan yang sangat dekat itu membuat kemungkinan tabrakan antara Bennu dan bumi cukup besar. Diperkirakan ada 1 dari 2.700 peluang menghantam bumi antara 2175 dan 2196. Obyek sebesar asteroid ini bisa menimbulkan bencana jika benar-benar menabrak bumi.

Sebagai perbandingan, meteor yang jatuh pada 2013 di Chelyabinsk, Rusia, diperkirakan bergaris tengah 10 meter. Getaran yang ditimbulkannya saat lewat dengan kecepatan tinggi di atas kota mampu menghancurkan kaca bangunan yang melukai lebih dari seribu orang.

Pada 1908, pecahan meteor bergaris tengah 60 meter meledak di atas Tunguska, Siberia, Rusia. Dentumannya setara dengan 50 megaton peledak trinitrotoluene (TNT) itu meratakan area seluas 2.000 kilometer persegi yang awalnya hutan yang berisi sekitar 80 juta pohon.

Perbandingan asteroid Bennu dengan Empire State Building dan Menara Eiffel. (techcrunch.com)

Baca: NASA Ungkap Asteroid Aneh di antara Mars dan Jupiter

Namun para ilmuwan menyatakan peluang tabrakan Bennu dengan bumi tergolong cukup kecil. Batu antariksa itu juga tak cukup besar untuk menciptakan bencana yang mengancam kehidupan di bumi. Lauretta menyatakan para ilmuwan lebih tertarik menyelidiki peran asteroid primitif seperti Bennu terhadap kehidupan di bumi.

OSIRIS-REx adalah wahana pertama yang dikirim untuk mengambil sampel di Bennu dan membawanya pulang. Para ilmuwan yakin Bennu sarat dengan sumber daya, seperti air, besi, dan bahan organik. OSIRIS-REx dijadwalkan kembali dengan membawa pulang sekitar 60 gram batu dan debu pada 2023.

Baca: NASA Uji Coba Teknik Wahana Antariksa Hindari Asteroid

Simak artikel menarik lainnya tentang asteroid dan OSIRIS-REx hanya di kanal Tekno Tempo.co.

SPACE | NEW YORK TIMES | LIVESCIENCE

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search