SURATKABAR.ID – Luka yang disebabkan tragedi berdarah pada 30 September 1965 malam memang masih menyisakan duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Seolah borok yang mustahil dapat membaik hanya dengan berjalannya waktu. Salah satu korban kekejaman PKI adalah Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo.
Gubernur pertama Jawa Timur, yang lebih dikenal dengan panggilan Gubernur Soerjo ini harus kehilangan nyawanya dengan tragis di Kadunggalar, Ngawi. Ketika itu beliau dalam perjalanan pulang dari Jogjakarta, di mana PKI langsung menghadang, menyeret dan membunuhnya di hutan.
Demi untuk mengenang jasa beliau, gabungan pejabat Pemprov Jatim dan Pemkap Magetan mengunjungi makam keluarga di Jalan Salak, Kelurahan Selosari, Kecamatan/Kabupaten Magetan, Minggu (1/10), seperti yang diwartakan oleh Jpnn.com.
Jasa Pak Soerjo terhadap bangsa cukuplah besar. Terlebih bagi masyarakat Jatim. Beliau ini adalah gubernur pertama, sudah sepatutnya penerus seperti kami memberi penghormatan kepada beliau," jelas Kepala Biro Pemerintahan Provinsi Jatim Anom Surahno usai do'a dan dzikir di makam, Minggu (1/10), dikutip dari laman Jpnn.com, Senin (2/10/2017).
Baca Juga: Apakah Benar Aidit Keturunan Nabi Muhammad?
Meskipun tak mengenal sosok Soerjo secara langsung, namun Anom menilai gubernur yang menjabat dari 1945 hingga 1948 tersebut adalah salah satu patriot sejati yang rela mengorbankan dirinya demi kejayaan bangsa dan negara Indonesia.
"Yang monumental dari Pak Soerjo adalah bela patinya. Dia berani menyerahkan dirinya untuk NKRI. Ini terjadi saat pertempuran 10 November 1945, serta saat beliau melawan PKI," tambah Anom Surahno lebih lanjut.
Anom Surahno mengungkapkan bahwa kegiatan ziarah ke makam Gubernur Soerjo ini adalah untuk mengawali peringatan HUT Jatim ke-72. Nantinya tak hanya makam gubernur pertama Jatim saja yang diagendakan diziarahi, namun juga makam dari mendiang gubernur lainnya.
Untuk diketahui, tanggal 12 Oktober dipilih untuk memperingati hari jadi Provinsi Jatim lantaran bertepatan dengan momen pindahnya Gubernur Soerjo yang mengemban tugas sebagai residen di Bojonegoro ke Surabaya. Di tanggal tersebut, Soerjo mulai menempati kantor di Kota Pahlawan.
Lantaran tempat peristirahatan terakhir Gubernur Soerjo yang dinilai terlalu sederhana, Pemprov Jatim merencanakan akan melakukan pembangunan rumah Joglo di atas pusara Gubernur Soerjo. Hal tersebut bertujuan untuk membuat warga yang datang berziarah merasa lebih nyaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar