Jumat, 20 Oktober 2017

Kisah Tragis Klub Elite Persik Degradasi ke Liga 3

Sugiantoro pun tetap penuh kepercayaan diri tinggi, ketika ia ditinggal pergi Dwi Priyo Utomo yang memilih menjadi asisten Fakhri Husaini di Timnas Indonesia U-16.

Bahkan hingga laga terakhir jelang lawatan ke kandang Persewangi Banyuwangi, mantan bek timnas dan Persebaya ini masih masih yakin bisa meraih kemenangan untuk mengantar Persik ke babak 16 besar Liga 2 2017.

Namun faktanya, di akhir kompetisi Persik menempati rangking ketiga Grup 6 dan wajib play-off untuk bertahan di Liga 2 2017. Namun, Sebelum melakoni play-off, Sugiantoro sempat berujar:

"Saya yakin Persik bisa mengatasi Yahukimo FC dan Timah Babel. Tapi PSIR yang akan jadi batu sandungan," ucap Sugiantoro tanpa menyebut apa batu sandungan yang disiapkan PSIR. Kekhawatiran Sugiantoro pun jadi nyata.

Persik dijegal PSIR Rembang pada laga terakhir play-off. Dalam pertandingan terakhir play-off degradasi, di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, Selasa (17/10/2017), Persik dibungkam PSIR Rembang dengan skor 1-0.

Kekalahan itu membuat Persik hanya mampu mengoleksi 4 poin dari 3 pertandingan play-off Grup F. Persik kalah bersaing dengan PSIR yang dipastikan menjadi juara Grup F, sekaligus memastikan tempat bertahan di Liga 2.

Persik juga tidak memiliki peluang bertahan di Liga 2 dengan status runner-up terbaik. Sebab, perolehan poin Persik dengan peringkat dua grup lainnya sudah kalah jauh.

Saat fase play-off kendali tim sudah berpindah tangan dari Bejo ke Riono Asnan. Karena Sugiantoro harus mengikuti kursus pelatih lisensi AFC B di Jakarta.

"Saya sangat menyayangkan terdegradasinya Persik. Saya sedih juga dengarnya, kaget dan juga tidak percaya. Klub tersebut amat berjasa pada karier saya," kata Yongki Aribowo, striker Barito Putera yang dibesarkan Persik.

"Saya gagal membawa Persik bertahan di Liga 2. Saya hanya dapat waktu persiapan selama satu minggu untuk menyiapkan tim dan hasilnya seperti ini. Maaf jika hasilnya mengecewakan," kata Riono.

Sejatinya, sinyal keterpurukan Persik pernah dilontarkan pelatih PS Mojokerto Putra Redi Suprianto ketika kedua tim bertanding di Mojokerto. Ini berdasar analisa teknis yang dilontarkan Redi Suprianto.

"Persik biasa saja. Persik tinggal nama besar saja. Timnya tidak setangguh era Harianto dkk. Kalau tetap seperti itu, saya berani bersaing dengan Persik," tutur Redi Suprianto.

Dan ujaran Redi akhirnya terbukti, Persik terpuruk dan harus bermain di kompetisi kasta ketiga musim depan. Menyedihkan.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search