JAKARTA, KOMPAS.com — Ada pemandangan berbeda di luar kawasan Monas, Jakarta Pusat, pada libur Natal, Senin (25/12/2017). Berhiaskan ornamen kembang kelapa khas Betawi, delman lalu lalang mengantarkan wisatawan di luar pagar Monas.
Sambil menunggu wisatawan yang ingin diantar berkeliling, beberapa kusir memarkirkan delman mereka di luar pagar Monas, Silang Monas Tenggara, dekat pos polisi Gambir.
Salah satu kusir delman, Subur (42), mengatakan, delman-delman diizinkan beroperasi di luar kawasan Monas sejak dua pekan lalu. Mereka mengaku sudah diizinkan pengelola Monas. Namun, belum ada keputusan resmi dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Sudah dua minggu (beroperasi). Hari libur boleh, hari besar, tetapi hari lain enggak boleh, kecuali Sabtu-Minggu," ujar Subur.
Diuji coba
Rupanya, delman-delman itu lalu lalang di luar kawasan Monas karena uji coba yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati mengatakan, Pemprov DKI Jakarta tengah menguji coba beroperasinya kembali delman hias di luar kawasan Monas.
"Iya, kami sedang uji coba untuk (delman) beroperasi kembali di sekitar Monas," kata Tinia.
Meski demikian, delman-delman itu belum boleh beroperasi di dalam kawasan Monas. Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan serta Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta akan mengkaji terlebih dahulu dampak limpa (air kencing dan kotoran) kuda-kuda itu terhadap lingkungan di dalam Monas.
Baca juga: DKI Uji Coba Delman Kembali Beroperasi di Sekitar Kawasan Monas
Sambil uji coba, kata Tinia, Pemprov DKI Jakarta menyusun aturan soal diizinkannya delman beroperasi di sekitar Monas.
"Aturannya sedang disusun tim terpadu," ujarnya.
Sandiaga kemudian merencanakan delman bisa kembali beroperasi di kawasan Monas. Dia ingin delman-delman itu dipercantik dan ditata sehingga menjadi daya tarik pariwisata dan menciptakan lapangan kerja.
Baca juga: Sandiaga: Delman Dibagusi, Terus Ada Musik-musik Sedikit...
"Kami ingin (delman) ditata dengan baik sebagai salah satu daya tarik wisata. Kalau di New York atau kota-kota besar, di Kansas City juga saya pernah lihat, justru delman ini dipercantik dan dijadikan sarana sebagai kemudahan para turis," ujar Sandiaga.
Rencana Sandiaga itu dikritik Jakarta Animal Aid Network (JAAN). JAAN khawatir kehidupan kuda akan terancam jika delman dipaksakan beroperasi. Atas kritik tersebut, Sandiaga berjanji memperhatikan kesehatan kuda-kuda penarik delman.
Dilarang Ahok
Pada masa kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, delman dilarang beroperasi di kawasan Monas mulai 21 Maret 2016. Alasannya, puluhan kuda delman terinfeksi parasit ganas yang dinilai bisa mematikan bagi manusia.
Solusinya, Ahok bersama Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan serta Dinas Kesehatan DKI Jakarta sepakat memindahkan kuda-kuda delman tersebut ke Ragunan, Jakarta Selatan.
Baca juga: Ada Penyakit Berbahaya, Pemprov DKI Jakarta Larang Delman Beroperasi di Monas
Dengan demikian, menurut Ahok, kesehatan kuda lebih mudah terawasi.
Kisah perjalanan delman di Monas
Berdasarkan arsip Kompas.com, delman atau bendi itu tercatat mulai beroperasi di Monas pada 1992.
Dahulu, delman berhias kembang kelapa lalu lalang mengantarkan pengunjung Monas. Wisatawan naik dari gerbang luar hingga keliling pelataran Monas yang luasnya mencapai 80 hektar tersebut.
Di akhir tahun 1990-an, Monas dan delman memang begitu erat. Foto-foto pengunjung Monas kala itu juga populer dengan latar tugu Monas dan delman di sampingnya.
Baca juga: Diberi Rp 500.000 oleh Jokowi, Kusir Delman "Ngaku" Kurang
Delman hanya beroperasi mengitari luar pagar kawasan Monas. Delman pun mati perlahan karena jumlah penarik kereta kuda yang hanya beroperasi pada Sabtu-Minggu terus berkurang menjadi sekitar 30 delman dari sebelumnya 50 delman.
Berjalannya waktu, pada 2016 keberadaan delman kembali dilarang Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Ahok walaupun di luar Monas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar