Liputan6.com, Depok, Jawa Barat Noval begitu dihantui depresi saat dirinya menerima Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Sejak SD sampai SMP, ia terus dipukuli sang paman yang tidak menyukai kehadiran dirinya. Amarah pamannya semakin memuncak ketika Noval duduk di bangku SMA.
Ia diusir dari rumah kakek-nenek (orangtua dari ayah), yang selama ini juga tinggal bersama sang paman. Semenjak itu, Noval tidak tinggal lagi di rumah yang berlokasi di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat. Ketika diusir, ia juga sempat menghubungi ibunya. Kedua orangtua Noval bercerai kala Noval duduk di bangku kelas 5 SD.
Sang ibu kini juga sudah menikah lagi. Setelah Noval diusir, ia mengalami depresi dan pernah berpikir pendek kalau lebih baik dirinya meninggal saja. Ia pun nyaris bunuh diri. Peristiwa memilukan ini diceritakan Noval (20) khusus kepada Health-Liputan6.com.
"Suatu hari, waktu tidur malam. Aku terbangun pukul 01.00 dini hari. Lalu aku ngambil pisau di dapur dan masuk ke kamar mandi. Sebenarnya sih enggak sampai mau bunuh juga. Hanya menaruh pisau di tangan. Megang aja. Sampai sekujur tubuhku kayak keringatan. Tiba-tiba aku tersentak, setelah azan Subuh berkumandang. Jadi, aku di kamar mandi itu 3-4 jam cuma megang pisau," papar Noval, ditemui di tempat tinggalnya di Depok, Jawa Barat, ditulis Sabtu (2/12/2017).
Pernah juga kalau menyeberang di rel kereta, rasanya ingin diam saja (tak bergerak) di rel kereta. Saat di tempat tinggi, di bagian atas mall atau bangunan juga Noval duduk di sisi tembok. Ia sempat berpikir, apakah dirinya akan jatuh atau tidak.
Namun, depresi yang dialaminya dapat terobati. Ia mulai menata kembali hidupnya. Dari hasil pendapatan selama ia ikut membantu diskusi soal politik di sebuah organisasi dan bantuan finansial dari sang kekasih, Noval melanjutkan pendidikannya. Ia pun bisa kuliah.
Simak video menarik berikut ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar