Sabtu, 27 Januari 2018

IQ di Bawah Rata-rata, Windi Gadis Pekalongan Punya Kemampuan Mencengangkan, Ini Kisah di ...

TRIBUN-VIDEO.COM - Seorang gadis asal Pekalongan membuat heboh warganet.

Dalam unggahan yang viral di Facebook, disebutkan bahwa Windi, nama gadis itu, hanya memiliki nilai IQ di bawah 90.

Penyandang disabilitas intelektual itu juga berhenti bersekolah di kelas 3 SD lantaran dianggap tak mampu mengikuti pelajaran.

Namun, tak disangka, gadis 21 tahun itu memiliki kemampuan yang sangat mengagumkan.

Warga Dukuh Bendungan, Desa Purworejo, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah itu dapat menggambar dengan detail yang bagus dan guratan yang berkarakter.

Hal tersebut terlihat pada gambar-gambar rancangan busananya, yang ia gemari lima tahun belakangan.

Meskipun dirinya dianggap 'bodoh', ternyata ada latar belakang di balik bakatnya yang mengagumkan itu.

Berikut unggahan lengkap pengguna akun Facebook Fauzan Hakim tentang Windi, yang telah dibagikan lebih dari 13 ribu kali, Jumat (26/1/2018):

"Gambar Windi. "Lah, cah bodo kok iso gambar apik banget..."(Lah, anak bodoh kok bisa gambar bagus banget...).

Kalimat bernada keheranan itu diucapkan seorang tetangganya ketika melihat Windi menggambar.

Di lingkungannya, Windi memang mendapat stigma "bodoh". Dia penyandang disabilitas intelektual. Hasil tes IQ-nya di bawah 90.

Sekilas melihat foto Windi, saya teringat beberapa orang yang disebut menyandang sindrom savant, seperti Giles Trehin atau Stephen Wiltshire yang dijuluki "The Human Camera" karena kemampuannya menggambar lanskap kota dengan detil hanya dengan sekali lihat.

Sindrom savant adalah kondisi seseorang dengan kecerdasan di bawah normal, namun punya bakat khusus atau kemampuan istimewa dalam bidang tertentu.

Orang pertama yang diduga memiliki sindrom savant, disebut dalam sebuah jurnal psikologi Jerman pada tahun 1751.

Istilah savant sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1887 oleh J. Langdon Down, seorang dokter yang nama belakangnya dipakai untuk mendeskripsikan kondisi Down Syndrome.

Saya tidak tahu apakah Windi bisa dikategorikan sindrom savant atau bukan, tapi gambarnya memang sangat bagus menurutku. Postur anatominya pas, dan guratannya juga berkarakter.

Windi bersekolah hanya sampai kelas 3 SD. Ia tidak lanjut karena dianggap tidak mampu mengikuti pelajaran. Sekarang usianya 21 tahun.

Sejak kecil Windi memang senang menggambar, tapi baru lima tahun belakangan ini ia gemar menggambar desain busana.

Semua dari hasil imajinasinya dan tanpa melihat contoh desain apa pun. Selama ini, Windi menggambar di kertas biasa.

Namun menurut kawan saya Mbak Akhir Nurul Fairyda --yang mengirimiku foto-foto Windi ini, tahun lalu ada orang yang memberinya buku sketsa dan peralatan gambar.

Mbak Fairyda adalah seorang paramedis yang sering berkeliling memberi pendampingan bagi orang-orang dengan disabilitas intelektual. Kemarin ia sempat menyambangi Windi.

...
Beberapa tahun lalu di Thailand ada seorang remaja bernama Apichet Atilattana.

Ia berasal dari keluarga miskin dan tinggal di kota kecil Khon Kaen.

Apichet biasa membuat desain baju dari bahan-bahan yang sekilas tak berguna, seperti dandang, panci, keranjang, botol bekas, sayuran, dedaunan, semak belukar, hingga pagar seng.

Beberapa karyanya ia aplod ke Facebook. Sebagian menganggapnya lucu-lucuan. Tapi ada juga yang menganggapnya serius.

Dua tahun lalu, program TV Asia's Next Top Model (ANTM) mengundangnya jadi bintang tamu dan beberapa karya desainnya dipakai oleh model ANTM.

Saya menulis ini karena berharap bisa mempertemukan Windi dengan orang yang tertarik pada bakatnya.

Bisa jadi ia tak seberuntung Apichet, tapi setidaknya mungkin ada yang ingin mengiriminya buku-buku dan peralatan gambar baru agar Windi bisa terus menggambar.

Windi tinggal di Dukuh Bendungan, Desa Purworejo, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Barangkali dekat dengan rumahmu, singgahlah menyapanya kapan-kapan. Windi senang menunjukkan gambar-gambarnya kepada siapa pun yang datang.

Semua foto milik Mbak Akhir Nurul Fairyda," tulis Fauzan. (Tribun-Video.com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)

TONTON JUGA:

[embedded content]

Editor: Sigit Ariyanto
Reporter: Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Video Production: Sigit Ariyanto
Sumber: Tribun Video

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search