Sabtu, 24 Februari 2018

16 Tahun Berlalu, Kisah Keluarga Korban Bom Bali I Masih Mengundang Isak Tangis

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aliansi Indonesia Damai (AIDA) menggelar acara launching dan bedah buku pertama "La Tay'as (Jangan Putus Asa) Ibroh dari Kehidupan Teroris dan Korbannya" karya Hasibullah Satrawi, di Hotel Akmani, Jalan KH. Wahid Hasyim No. 91, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (24/2/2018).

Pertemuan ini menghadirkan pembicara mantan teroris Ali fauzi Manzi, keluarga korban Bom Bali I Ni luh Erniati, guru besar UIN Prof. Azyumardi Azra, CBE dan Redaktur Pelaksana Harian Kompas Mohammad Bakir.

Baca: Berikut Jadwal Pertandingan Sepak Bola Akhir Pekan Ini

Saat mengenalkan Erni, suara Bakir tiba-tiba bergetar, dan ia melepaskan kacamata untuk mengusap air matanya.

"Mohon maaf saya kaget tiba-tiba begini. Sebelum lebih terlarut, mari sambut Ibu Ni Luh Eniati," ujar Bakir.

Ni luh Erniati menceritakan kisahnya ketika kehilangan suaminya akibat Bom Bali I pada 2012.

Suami Erni bekerja sebagai kepala pelayan di Sari Club yang adalah lokasi kejadian bom. Saat itu, usia kedua putranya 9 dan 1.5 tahun.

"Saat kejadian saya berada di rumah kos. Dengar suara ledakan dan ternyata di Legian ada bom. Sepanjang jalan Legian itu banyak berserakan potongan tubuh korban. Tapi saya kuatkan hati itu suami saya tidak kenapa-kenapa. Keesokan hari saya tunggu jam 4 pagi enggak juga pulang akhirnya cari ke Sari Club. Saya cuma berdoa suami saya pulang," cerita Erni.

Erni mengisahkan pengalamannya dengan perlahan. Sesekali ia menunda ceritanya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search