"Dia tidak bisa menahan buang air kecil karena tidak ada saluran pembuangan layaknya laki-laki normal," ujar paman RH, Zulfitrah, 32 tahun, Senin 19 Februari 2018.
RH pernah konsultasi ke salah satu rumah sakit di Tanah Datar pada 2004. Namun, karena tidak ada biaya sebesar Rp 3,5 juta, pengobatannya pun diurungkan.
Kata dia, orang tua RH hanya petani. Orang tuanya pun tak mengerti prosedur untuk mengurus BPJS, karena tidak tamat sekolah.
"Memang masalah biaya adalah kendala yang dialami untuk pengobatan RH, sehingga selama ini RH hanya di rumah saja," katanya.
RH baru bisa kembali berobat setelah dibantu sejumlah warga dan pemerintah nagari. Ia pun difasilitasi untuk menjadi peserta BPJS, agar mendapatkan pengobatan gratis.
Kemudian, RH kembali berobat ke RUSD Hanafiah Batusangkar, Minggu 18 Februari 2018. Namun, karena keterbatasan alat dan dokter, bocah itu dirujuk ke RSUP M.Djamil Padang, Senin 19 Februari 2018.
"Ya kami baru tadi pagi sampai disini, karena kemarin dirujuk oleh RSUD Hanafiah, saat ini sedang dilakukan serangkaian pengecekan kondisi keponakan kami," katanya.
Keluaga kembali resah setelah mendapatkan informasi RH akan dirujuk ke salah satu rumah sakit di Jakarta. Mereka kembali membutuhkan biaya untuk mendampangi pengobatan RH.
"Kemungkinan besar RH akan dirujuk ke RSCM di Jakarta untuk menjalani operasi. Mungkin biaya operasi dapat ditanggung BPJS, tapi untuk keberangkatan orang tuanya dan membeli obat itu bagaimana, tapi sejuh ini kami terus berupaya agar RH segera diobati," katanya.
Ibu RH, Sarniwati mengaku selama ini tidak memiliki biaya untuk pengobatan anak ke 3 dari 6 bersaudara itu.
"Mau bagaimana lagi, untuk makan pun kami susah, ini berkat dorongan warga di kampung untuk mengobati anak saya," lirih wanita berhijab itu.
Ia menjelaskan, sepintas tidak ada yang aneh dengan RH. Dia bisa buang air besar secara normal. Namun untuk buang air kecil, RH tidak bisa menahannya.
Keluarga telah berupaya untuk mengenakan popok. Namun popok membuat RH menjerit kepedihan karena menempel pada daging yang ada di organ vitalnya itu.
"Bagaimanapun sebagai orang tua, kami ingin RH dapat hidup normal seperti anak seumurannya, namun apa daya kami, kalau seandainya dibawa ke Jakarta tentu butuh biaya yang besar, kami masih menunggu hasil pengecekan di sini dahulu," ujarnya.
Awalnya RH lahir dengan normal pada 10 Februari 2003. Namun, keluarga terkejut ketika bidan yang membantu persalinan menyebut ada kelainan pada bayinya.
"RH lahir secara normal, tapi ada keanehan pada kelaminnya, kami tidak berbuat banyak, semoga saja Tuhan memberikan jalan," ucapnya.
Pejabat Pemberi Infromasi RSUP M.Djamil Padang Gustavianof menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan pemeriksaan terhadap kondisi RH. Tim dokter sedang memeriksa RH secara intensif untuk mendiagnosa penyakit yang dideritanya.
"Ya tadi kami menerima kedatangannya yang dirujuk dari Batusangkar, saat ini masih dilakukan pemeriksaan, karena ini berhubungan dengan organ vital tentunya butuh pemeriksaan labor dan pemeriksaan penunjang lainnya," ucapnya. (Almurfi Syofyan)
Kami mengajak pembaca untuk dapat saling berbagi untuk kelancaran pengobatan RH. Jika berkenan, silahkan konfirmasi kepada Rahmat via Bapak Majid nomor HP 0853-7475-7551.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar