TEMPO.CO, Yogyakarta - "Saya bekerja di tempat orang-orang pintar. Saya ingin anak saya nanti jadi seperti orang-orang ini," kata Teguh Tuparman, seorang satpam Universitas Gadjah Mada atau UGM Yogyakarta.
Kalimat itu terucap dari seorang bapak yang anaknya diwisuda menjadi doktor atau S3. Anak Teguh, Retnaningtyas Susanti, 33 tahun, diwisuda sebagai doktor di bidang pariwisata di Ghra Saba Pramana, Kamis, 19 April 2018.
Baca: </span>UGM Menerima 2.141 Calon Mahasiswa Melalui SNMPTN 2018
Dengan seragam lengkap Pusat Keamanan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L), Teguh dengan bangga mengantarkan puterinya diwisuda. Ia berkisah, sewaktu kecil Tyas sering diajak kerja di lingkungan kampus UGM. Ia sangat ingin anaknya kelak menjadi orang yang pintar seperti para dosen UGM.
Ia masih mengingat saat-saat membawa Tyas ke tempat kerjanya dan mengajaknya ikut berpatroli pada akhir pekan. Sambil patroli ke setiap fakultas, Teguh berkeinginan anaknya bisa kuliah di salah satu gedung kampus itu.
Setelah lulus sekolah menengah atas, ternyata anaknya berhasil masuk jurusan Antropologi. Dengan gaji pas-pasan, Teguh membiayai kuliah putrinya. Setelah lulus S1, Tyas pun meneruskan kuliah S2 di bidang Pariwisata. "Untuk biaya kuliah sering utang," kata Tegug yang telah 33 tahun menjadi satpam di UGM.
Simak: </span>UGM Usulkan Sardjito Pahlawan Nasional
Tyas yang kini menjadi dosen di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, memang cerdas. Di jenjang S1 bisa ditempuh hanya selama 3 tahun 7 bulan. Setelah lulus ia sempat bekerja sebagai peneliti di Pusat Studi Kebijakan dan Kependudukan (PSKK) UGM.
Dua tahun setelah lulus dengan gelar sarjana, ia memutuskan untuk kembali melanjutkan studinya di jenjang S2. Biaya kuliah sempat menjadi kendala karena adik-adiknya juga butuh biaya sekolah. "Saya kuliah S1, bapak mendukung penuh. Awalnya saya tidak yakin bisa kuliah, bapak yakinkan bahwa saya bisa kuliah. Waktu saya mau S2 Bapak tidak bisa membiayai lagi karena adik-adik saya juga masih sekolah semua," kata Tyas.
Tyas pun</span> bertekad membiayai sendiri kuliahnya. Berbagai pekerjaan sampingan pernah ia tekuni demi mencari penghasilan tambahan, mulai dari bekerja di warung kopi hingga berjualan. Salah satu bisnis yang ditekuni adalah jualan buah salak di kampus UGM.
Lihat: </span>Dosen UGM Bantah Bikin Tulisan Soal Jalur Penghafal Kitab Suci
Tyas mendapat gelar master bidang pariwisata pada 2011. Setelah itu menjadi dosen di Universitas Andalas. Pada 2013, ia mengambil kuliah S3 di bidang yang sama. "Ada beasiswa dari Kementerian Ristek Dikti," kata dia.
Menurutnya tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup. Semua impian bisa digapai dengan tekat dan kerja keras. "Raihlah pendidikan yang terbaik, karena ada berbagai jalan yang dapat ditempuh," kata Tyas.
MUH SYAIFULLAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar