TINI (50) tampak menor usai bersolek di Taman Barito, Jakarta Selatan. Mengenakan kebaya dengan wajah dipoles bedak, perempuan itu memasang sanggul di kepalanya. Dia kini siap beraksi jadi langger alias penari ronggeng, menyusuri jalanan mengais rezeki dengan menampilkan tarian khas Banyumas, Jawa Tengah.
Tini bukan pengamen biasa. Perempuan dua anak itu tak memainkan alat musik atau bernyanyi, tapi menampilkan ronggeng untuk menghibur orang-orang di jalan-jalan, tempat keramaian atau rumah ke rumah. Sejurus kemudian mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk hidup.
Tini tak sendiri. Dia ditemani oleh Ardi (29), rekan kerjanya. Pemuda berambut gondrong itu bertugas membawa tong musik pengiring ronggeng. Keduanya berjalan kaki dari satu titik ke titik lain. Di lokasi-lokasi dianggap strategis untuk beraksi, Tini pun melenggak-lenggok menari ronggeng diiringi musik dangdut atau campur sari yang mengalun dari spiker dibawa Ardi.
Seperti terlihat pada Kamis 26 April lalu, Tini dan Ardi mendatangi kios-kios sekitar Taman Barito. Dengan ramah, dia menyapa orang-orang dengan ramah lalu menghibur mereka dengan tarian ronggeng.
Ardi dan Tini (Puteranegara/Okezone)
Biasanya, Tini dan Ardi beraksi sejak siang hingga malam. Tapi, Kamis sore lalu, hujan memaksa keduanya keluar saat petang. "Biasanya dari pukul 13.00 WIB sudah keliling di sekitaran kawasan ini untuk cari uang," ujar Tini.
Tini biasa jalan kaki hingga 5 kilometer tiap hari untuk mengamen. Pendapatannya tak menentu. Kadang bisa sampai Rp200 ribu sehari. Itupun harus dibagi dua. Belum lagi biaya sewa tong musik Rp25 ribu per hari.
Menjadi penari ronggeng jalanan sejak 2012, Tini kerap juga mengalami sikap tak menyenangkan dari orang-orang. Contohnya saat Tini hendak menari di depan sebuah rumah di Jakarta Selatan, sang pemilik langsung marah dan ingin melemparnya dengan batu. Tini seketika lari menyelamatkan diri. "Beginilah hidup di jalan," cerita Tini.
Tapi, Tini sadar dia bersama dua anaknya dan orangtuanya di kampung harus hidup. Karena pekerjaan lain susah, dia hanya punya keahlian menari. Itulah modalnya mengais rezeki dalam segala cuaca. Tina harus menahan malu, menerima celaan, cacian bahkan hinaan demi orang-orang tercinta.
"Aku kerja untuk hidupin orangtua yang umurnya 110 tahun di Cilacap," kata Tini.
Sebelumnya
1 / 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar