Dream - Imam Masjidil Haram, Syeikh Shaleh Abdullah bin Humaid, berpesan Islam diturunkan dengan tujuan yang tidak memberatkan manusia. Tetapi, dia mengingatkan umat Islam tidak lantas menganggap remeh ajaran-ajaran agamanya.
Saat menyampaikan ceramah di hadapan jemaah Masjid Istiqlah usai Sholat Jumat kemarin, Syeikh Shaleh menukil kisah ketika Rasulullah Muhammad SAW melihat badui (A'raby) kencing di masjid. Rasulullah sama sekali tidak menunjukkan amarah.
" Pada zaman Rasulullah, ada seorang A'raby yang datang ke masjid lalu buang air kecil di hadapan para sahabat. Saat itu, para sahabat marah, tapi dicegah Rasulullah," kata Syeikh Shaleh dikutip Dream dari kemenag.go.id.
Shaleh mengatakan Nabi Muhammad SAW membiarkan orang itu buang air hingga selesai. Setelah itu, si A'raby itu dipanggil dan diberi nasihat, namun tidak memarahinya.
" Tempat ini adalah rumah Allah, tempat yang suci sehingga tidak boleh buang najis," kata Nabi Muhammad, seperti ditirukan Syeikh Shaleh.
Sementara itu, para sahabat diminta untuk membersihkan tempat yang terkena najis dengan air hingga suci kembali. " Dia (Nabi Muhammad) akan selalu jadikan sifat keseimbangan ini sehingga kebaikannya merata dan tidak berlebihan," ucap Shaleh.
Shaleh mengatakan banyak hukum Islam yang memberikan keringanan. Sebagai contoh, dalam kondisi normal, umat Muhammad dituntut melaksanakan ibadah sebaik mungkin. Tetapi ketika dalam keadaan sakit dan bepergian, umat Islam diberi kemudahan.
" Ini membuktikan Islam sangat wasathiyah, tidak ingin memberatkan umatnya. Tidak berlebihan dalam ibadah dan tidak meremehkan," ujar Shaleh.
Tetapi, Shaleh mengingatkan wasathiyah dalam Islam bukan berarti menggampangkan agama.
" Wasathiyah artinya dalam melaksanakan Islam, kita tidak berlebihan dan juga tidak meremehkan. Islam adalah Islam yang harus dilaksanakan sebaik mungkin, termasuk akhlakul karimah yang harus dijunjung," ucap dia.
(Beq)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar