Minggu, 27 Mei 2018

Kisah Ayung Notonegoro, Pemuda Banyuwangi yang Jaga Catatan Kuno Para Ulama

SURYA.co.id | BANYUWANGI - Tak banyak anak muda yang memberi perhatian pada naskah kuno, apalagi naskah kuno menggunakan aksara Arab (pegon).

Ayung Notonegoro, merupakan salah satu anak muda yang jarang itu.

Warga Banyuwangi itu memiliki berbagai naskah maupun manuskrip kuno ulama, khususnya yang ada di Banyuwangi.

Penemuan dan koleksinya ada yang menjadi titik terang para peneliti Islam dan ulama nusantara.

Dalam buku Mahakarya Islam Nusantara (2017), yang ditulis Direktur Islam Nusantara Center (ICN), Ahmad Ginanjar Sya'ban, masih belum menemukan karya intelektual Syekh Nahrawi.

Demikian juga Amirul Ulum, penulis biografi ulama nusantara, Ulama-Ulama Aswaja Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz (2015), juga tak mencantumkan karya Syekh Nahrawi saat mengupas biografi ulama besar Indonesia tersebut.

Dalam buku itu hanya ditulis tentang Syekh Nahrawi merupakan guru besar di Masjidil Haram dan mursyid tarekat Syadiliyah.

Padahal Syekh Nahrawi merupakan salah satu ulama nusantara yang memiliki peran penting dalam perkembangan Islam di Indonesia.

Ulama asal Banyumas ini, merupakan guru dari pendiri Nahdatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari, dan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, saat keduanya masih belajar di Mekkah, Arab Saudi.

Ternyata, satu karya Syekh Nahwari ditemukan di Banyuwangi.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search