
Rendi pernah merasakan atmosfer laga Persebaya kontra Arema Indonesia di Stadion GBT tahun 2012 silam. Walaupun hanya turun sebagai pemain pengganti, Rendi tak pernah melupakan momen tersebut.
"Atmosfer akan berbeda. Ada tensi yang lebih tinggi," aku Rendi Sabtu (5/5) sore. Enam tahun berselang, Rendi kembali bersama skuad Persebaya untuk bertanding lawan Arema FC, Minggu (6/5) sore. Kali ini Rendi akan bertindak sebagai kapten Persebaya.
Sebagai leader di tim Persebaya, Rendi merasa bahwa nama baiknya juga akan dipertaruhkan pada laga tersebut. "Ini harga diri yang dipertaruhkan. Bukan hanya nama Persebaya dan Surabaya saja, tapi keluarga saya juga," tegasnya.
Rendi menambahkan, beban Persebaya pada laga Minggu sore memang lebih berat. Persebaya kalah pada pertandingan terakhir lawan Mitra Kukar. Persebaya juga dikritik keras karena dianggap kehilangan semangat Suroboyoan.
Menurut bapak dua anak ini, secara tak langsung suasana panas di luar lapangan juga berdampak ke tim. Namun demikian, Persebaya bakal berusaha bermain dengan kepala dingin. Bermain lebih tenang demi kemenangan kandang.
Mantan pemain Persik Kediri ini menambahkan, dukungan Bonek bisa menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi Bonek adalah pemain ke-12 bagi Persebaya. Namun di sisi lain dukungan itu juga membebani pemain.
"Tapi paling enak sih main di rumah sendiri. Saya berharap pertandingan aman dan fair play. Semoga Bonek menjadi tuan rumah yang baik, tertib dan menjadi panutan suporter lainnya," harapnya.
(saf/JPC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar