Sabtu, 12 Mei 2018

KISAH KEPANIKAN! Hujan Tangis Bersahutan Warga Lereng Merapi Saat Letusan Freatik Gunug ...

TRIBUNJATENG.COM, SLEMAN - Sri Warsini (27) terkesiap saat wajahnya tak sengaja memandang ke arah puncak Merapi, Jumat (11/5) pagi.

Sesaat ia tak mampu bergerak menyaksikan asap pekat bergulung-gulung cepat membubung ke angkasa. Rumput di pondongan tangannya nyaris jatuh saking ia gemetar.

"Jlegurrrrr....langsung bergulung-gulung asap di puncak (Merapi). Sangat menakutkan, Mas," ujar Warsini saat ditemui di rumahnya, Dusun Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman.

Warsini dan adiknya, Tri Wartini (26), pagi itu tengah menyabit rumput di lereng barat bukit Kukusan. Mereka berangkat naik gunung sekitar pukul 06.30.

Jarak tempat ia dan adiknya mugut atau mencari rumput untuk pakan ternak sekitar satu kilometer saja dari puncak Merapi. Letusan freatik Merapi terjadi sekitar pukul 07.43

Dari tempat ia berdiri, Warsini bisa sangat jelas menyaksikan puncak Gunung Merapi yang pagi itu cuaca di sekitarnya sangat cerah. Tidak ada kabut menghalangi.

"Setelah agak sadar karena saya ini kami tenggengen (terpaku), rumput dan sabit saya lempar. Saya lari turun, teriak-teriak panik dan nangis," tutur Warsini yang sore kemarin masih tampak syok dan kelelahan.

Bukit Kukusan adalah bagian punggungan bukit yang puncak sebelah timurnya disebut Gunung Kendil. Bentang bukit tinggi itu terlihat jelas dari gardu pandang Klangon.

Di lokasi itu hanya ada Warsini dan adiknya. Tiga pencari rumput lain warga Kalitengah Lor, yaitu Mbah Ratno, Bejo, dan Rami, ada di lereng berbeda, dan lebih dulu datang sehingga kemungkinan sudah turun saat Merapi bergolak.

Perjalanan turun Warsini dan adiknya dari puncak bukit bukan hal mudah. Mereka panik dan ketakutan, harus cepat turun. Namun, yang ada hanya jalan setapak selebar dua telapak kaki. Sebelah kanan lereng berujung jurang sangat dalam, hulu Kali Gendol. Warsini yang gemetaran jatuh bangun sampai lima kali. Ia juga sempat terguling-guling di turunan curam.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search