Senin, 07 Mei 2018

Wisata Malam, Menyingkap Kisah di Balik Urban Legend Bandung

Malam semakin meninggi, para peserta masih terus melangkahkan kaki ke tempat tujuan berikutnya. Dari gedung sekolah di Jalan Belitung, mereka melanjutkan perjalanan ke Gedung Bala Keselamatan.

Gedung milik yayasan rohani asal Inggris ini didirikan pada 24 September 1917. Pada upacara peletakan batu pertamanya, ikut dibenamkan bersama batu penjuru sebuah kotak alumunium berisi buku doktrin Bala Keselematan, perintah dan aturan bagi prajurit Bala Keselamatan, undang-undang peperangan, serta strijdkreet dan penderita peperangan.

"Di sebelah situ ada prasasti isinya ada beberapa nisan dan tulang belulang para perintis Bala Keselamatan. Mereka dikebumikan pemakaman umum Pandu lalu dibawa ke prasasti ini," kata Leo, petugas dari Bala Keselamatan.

Gedung Bala Keselamatan sempat diduduki tentara Jepang yang tiba di Jawa pada 13 Maret 1942 dan menjadikan bangunan ini sebagai salah satu markas. Setelah kemerdekaan Indonesia, pada September 1945, kantor ini kembali dalam keadaan porak poranda.

"Ada kegiatan semacam polisi rahasia yang sering mengintrogasi mata-mata (pejuang kemerdekaan). Ada penyiksaan, banyak perempuan diperkosa, dibunuh dan dibuang di sekitar lokasi ini," Tutur Windi.

Setelah fakta-fakta yang terungkap di Bala Keselamatan, para peserta kembali berjalan menuju gedung Sekolah Santa Angela di Jalan Merdeka. Sejarah bangunan dan sekolah ini berawal dari tahun 1905. Lalu berkembang hingga pada tanggal 1 Juli 1921 dibukalah program Hogere Burger School (HBS) diawali dengan total murid 11 orang. Namun pada saat pendudukan Jepang, nasib sekolah ini pun turut terombang-ambing seiring dengan perintah tentara Jepang untuk menutup semua sekolah.

Para suster pengajar yang berkebangsaan Eropa sempat ditahan ke kamp tahanan di Biara Ursulinen, Jalan Supratman. Sebagian murid mereka bawa ke kamp tahanan dan kegiatan belajar mengajar tetap mereka lakukan di situ meski dalam kondisi yang memprihatinkan. Setelah lama disekap dalam kamp, pada Oktober 1945 para suster diperbolehkan kembali ke gedung Jalan Merdeka, meskipun salah satu suster senior yaitu Sr. Aquina van de Berg meninggal dunia karena disentri.

Di salah satu ruangan di lantai 2, Windi kembali melihat ada sosok yang orang biasa sulit melihatnya. "Sosok tersebut pernah bertemu para suster. Ini usianya sekitar 19-20 tahun," ucapnya.

Dalam wawancara Windi kepada sejumlah orang yang sering melintas, makhluk tersebut kadang menampakkan diri. "Tapi dari kabarnya dia meninggal kekurangan nutrisi. Dan ini berbeda sekali dengan Nancy," ujarnya.

Rangkaian tur yang diadakan Mooibandoeng dan Komunitas Aleut kali ini telah memberikan pengalaman menarik dan menyenangkan bagi para peserta meski juga membuat bulu kuduk merinding.

Setidaknya itu yang diungkapkan Ony Maharani (27). Mahasiswi program doktoral yang berasal dari Surabaya ini mengatakan, acara legenda urban Bandung ini menambah wawasan soal kota.

"Paling tidak ketika saya pulang bisa menceritakan bahwa Bandung punya cerita yang menarik. Ini juga yang menjadikan Bandung tempat yang berbeda dari daerah lainnya," kata Ony.

Sementara, Dwika Rizki (21) menuturkan, di balik cerita urban legend yang hidup dan berkembang di Bandung terdapat nilai sejarah yang luput dari pengetahuan masyarakat selama ini.

"Bagi saya ini suatu kesempatan yang langka bisa masuk ke beberapa tempat yang punya nilai sejarah. Untunglah ada Komunitas Aleut dan Mooibandoeng," ungkap lulusan Arsitektur Universitas Indonesia itu.

Pengalaman mendapatkan pengetahuan sejarah dengan cara tur ini juga dirasakan ibu rumah tangga. Fitria Yuliawati (36) mengatakan, kegiatan tur malam ini memberikan pengalaaman seru.

"Buat aku dengan tingkat stres tinggi karena selama ini mengurusi anak dan diam di rumah ini menjadi hiburan. Bukan cuma soal urban legend-nya tapi bangunan yang diceritakan itu menarik sekali. Yang pastinya akan aku ku ceritakan lagi ke anak-anak," kata Fitri.

Windi, sang pemandu menambahkan, menceritakan urban legend tak melulu harus dikaitkan dengan hal-hal horor dan menakutkan.

"Misalkan, bangunan yang selama ini dianggap angker itu bisa dijelaskan dengan ilmiah. Ada bukti-bukti kejadian dan ini nyata terjadi. Selama ini jarang ada orang yang mau mencari latar belakang kejadian terjadi di suatu tempat," jelasnya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search