Minggu, 17 Juni 2018

Kisah Pasukan Gerak Cepat AU Ini Tetap Gigih Bertempur Melawan Belanda Sampai Mat Meski ...

TRIBUNMANADO.CO.ID -- Pada 17 Mei 1962, satu peleton Pasukan Gerak Tjepat (PGT) AU yang diterjunkan melalui udara berhasil mendarat di bumi Irian Barat (Papua) tapi langsung menemui kesulitan.

Pasalnya lokasi pendaratan berupa hutan lebat dan banyak parasut pasukan PGT yang tersangkut di pohon-pohon tinggi.

Lebih berat lagi, dengan peralatan tempur yang dibawa seperti senapan G-3 plus 500 butir peluru, granat dua buah, beras 1 kg, tali 30 m, perlengkapan makan, dan kampak, mereka harus bisa menghadapi rintangan yang menghadang.

Kebanyakan pasukan penerjun yang mendarat di atas pohon dalam posisi kurang menguntungkan dan koli-koli perbekalan juga banyak yang tersangkut di dahan  yang tinggi sehingga sulit diambil.

Posisi pendaratan penerjun ternyata jauh dari DZ (Drop Zone) dan berada di sebelah utara Klamono, persisnya di Pegunungan Klamono yang penuh hutan belukar perawan.

Para penerjun PGT AU juga dalam kondisi tersebar sehingga perlu waktu yang lama untuk bisa melaksanakan konsolidasi.

Salah satu pasukan yang tersangkut di pohon tinggi adalah Kopral Udara Satu (KU I) Supardi.

Begitu tingginya pohon itu sehingga perlu waktu dua hari dua malam bagi Supardi untuk bisa turun menyentuh tanah.

Setelah berhasil turun dalam kondisi kelelahan, Supardi juga kesulitan menemukan rekannya mengingat lebatnya hutan dan cahaya matahari yang sulit menembus daratan.

Tak ada yang bisa dilakukan bagi Supardi kecuali terus berjalan dan berharap bisa menemukan rekan-rekannya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search