Begitu pula bagi Rania Timur Samudera (Bunga Citra Lestari). Perempuan muda berjilbab yang akrab disapa Rania ini berhasil menaklukan sejumlah negara dengan caranya sendiri. Ini tak terlepas pengalaman semasa kecil.
Rania tumbuh di keluarga yang tinggal di pinggir rel kereta. Bersama kedua kakaknya, Tia (Tasya Nur Medina) dan Eron (Indra Bekti), ia gemar berlarian mengejar laju kereta sambil berdoa kelak bisa berjalan jauh menjelajah dunia.
Harapan itu sempat sirna. Rania kecil terjatuh dan mengalami gegar otak, sehingga tidak bisa melanjutkan studinya. Tapi justru itu lah awal perjalanannya. Ia mulai menulis dan memasukkan tulisannya ke sejumlah media, hingga akhirnya dikenal sebagai penulis yang kerap diundang panitia di sejumlah negara untuk lokakarya menulis.Berbarengan dengan itu, Rania mendapat kabar dari ibunya (Dewi Yull) di Indonesia perihal kondisi sang ayah (Wawan Wanisar). Rania pun memutuskan untuk berhenti melakukan perjalanan agar bisa merawat ayah yang sakit. Namun keputusannya ditolak sang ayah. Ia ingin Rania tetap pergi, terutama ke Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Itu merupakan tempat kenangan ayah dan ibunya.
Rania pun berangkat dan bertemu Alvin (Ringgo Agus Rahman) dan fotografer profesional Hyun Geun (Morgan Oey). Di tengah perjalanan bersama kawan barunya, Rania mendapat kabar duka: sang ayah berpulang.
Rania pun kembali ke rumah dengan dijemput oleh Ilhan (Giring Ganesha), tetangga dekat keluarga Rania yang digadang-gadang oleh kedua kakaknya sebagai jodoh Rania.
Perasaan sesal menyeruak hati Rania. Ia benar-benar bertekad untuk tidak bepergian. Bahkan, sempat ia menolak undangan dari Korea Selatan. Tapi, dengan tekad dan kepercayaan dari ibunya, Rania pun berangkat ke sana.
Berbagai kisah terjadi di Korea. Kisah bahagia, sedih dan haru, bercampur jadi satu. Terlebih lagi Rania terjebak dua hati antara dua pria yang sama-sama mencintainya. Kisah cinta yang kental dalam film ini mampu membuat cerita ringan dan mudah dimengerti. Selain itu, panorama Negeri Gingseng memang sungguh menarik.
Tidak sulit untuk memahami film ini. "Cerita ringan tentang cinta tapi dibalut dengan batasan-batasan Islam," Bunga berujar. "Amat sangat bisa dinikmati dengan mudah. Enggak perlu capek. Yang didapat dari film ini adalah happy, kita senang, walaupun baper, ya."
Hanya saja, bagi penonton yang tidak menyukai adegan drama, mungkin tidak terlalu tertarik untuk menonton filmnya. Apalagi bahasa yang digunakan agak sedikit baku, sehingga terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia yang menontonnya. Beruntung, ada peran Alvin yang mampu mencairkan suasana dengan tingkah lucunya.
Film Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea dapat disaksikan secara serentak di seluruh bioskop di Indonesia pada 5 Juli 2016 mendatang.
(vga/vga)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar