
RABIN Upakerti Rana (14) siswa Kelas 9 SMP 3 Ngaglik, mengalami pengalaman tak terlupakan saat libuan sekolah. Berkunjung ke Belanda menemui mamanya, sewaktu pulang ke tanah air dan transit di Ataturk, Istambul, Turki, Jumat (15/7) siang atau Sabtu dini hari waktu di Indonesia, dia merasakan suasana mencekam karena saat itu di Turki terjadi percobaan kudeta yang kemudian berhasil digagalkan Pemerintah Turki
"Mendarat di Turki suasananya terasa agak aneh, tidak ada baggage checking dan tidak ada orang bandara, semua flight delay," papar Rabin usai dijemput ayahnya Tyas dari Bandara Adisutjipto, Minggu (17/7) siang kepada KR di SD Bhinneka Tunggal Ika, Kranggan Yogya.
Di bandara Turki, Rabin kena delay selama 12 jam. "Saat waktu dini hari mencekam dan sepertinya tidak ada pengamanan pada penumpang yang menumpuk di bandara, kami seharusnya terbang ke Kuala Lumpur jam 02:05 dini hari tapi baru bisa terbang jam 12-an siang," tuturnya kepada KRJogja.com.
Selama menunggu diberangkatkan, lanjut Rabin, di 6 jam pertama masing-masing calon penumpang fokus akan keselamatan. "Kemudian di 6 jam yang kedua, kami fokus mengumpulkan diri agar bisa diserahkan ke kedubes," ujar Rabin
Baru kemudian sekitar jam 03.30 dini hari baru ada pihak bandara yang menyatakan kondisi sudah aman dan jam 5-6 udah mulai terbang," jelas Rabin.
Tyas, ayah Rabin yang juga Kepala Sekolah SD Bhinneka Tunggal Ika menyatakan rasa syukur, anaknya bisa kembali ke tanah air dengan selamat. "Saya terus berdoa, Syukurlah semua baik-baik saja," ucap Tyas. (*-2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar