5. Surjeet Singh
Pada 1981, Surjeet Singh pergi meninggalkan India dan tidak kembali selama 30 tahun. Keluarganya tidak pernah mengetahui apa yang terjadi padanya dan menganggapnya sudah meninggal.
Surjeet sebenarnya masih hidup saat itu sebagai tawanan di Pakistan karena pada saat itu dia adalah seorang mata-mata yang disusupkan ke Pakistan. Tapi, ketika tertangkap, pihak India membantahnya.
Pada 1985, Surjeet dijatuhi hukuman mati, tapi hukuman diganti menjadi penjara seumur hidup setelah ia memohon keringanan. Ia tidak diizinkan melakukan komunikasi dan ditahan dalam pengasingan.
Pada 2004, Surjeet diizinkan mengirimkan sepucuk surat kepada keluarganya untuk memberitahukan bahwa ia masih hidup.
Akhirnya, pada 2012, ia dibolehkan kembali ke India. Sekembalinya ke kampung halaman, ia mengaku sebagai seorang mata-mata dan melontarkan kritik kepada pemerintah New Delhi.
Sebagai ganti rugi, pemerintah memberikan dana untuk pertanian keluarganya. Surjeet kemudian menjadi seorang pembela bagi sejumlah warga India lain yang masih ditahan di Pakistan.
6. Lee Soon-Sang
Lee Soon-sang ditangkap pasukan Korea Utara pada 1953, dua hari sebelum gencatan senjata ditandatangani. Ia menghabiskan waktu 3 tahun sebagai tahanan perang, kemudian dikirim untuk bekerja di tambang batu bara terkenal di Aoji, sekaligus lokasi produksi bubuk mesiu.
Di Korut, ia menikah lagi dan punya sejumlah anak, meski mengaku tak bisa lepas dari kenangan pada keluarga dan kampung halaman di Korsel.
"Hidup di Korut sangat sulit," kata dia. "Aku selalu kepikiran pada kampung halaman. Dan meski saat itu aku pikir istriku sudah meninggal, aku merasa, suatu hari nanti aku bisa pulang.
"Beberapa puluh tahun kemudian, pada 2004, ia bertemu "broker" -- perantara yang hidup dari kegiatan menyelundupkan orang masuk dan keluar dari Korut.
"Ia bilang Kim Eun-hae (istri pertamanya) dan putraku berada di China, mereka punya banyak uang, Mereka bilang, aku harus meminta uang dari mereka."
Saat itu, pada usia 77, ia memiliki uang 20.000 won Korut atau sekitar Rp 1.500.000 dari hasil berjualan rokok
"Di Korut, jumlah itu sangat banyak. Bisa membeli rumah kecil. Aku memberikannya pada istriku di sana (istri kedua), dan mengatakan 'aku akan memetik jagung, dan akan kembali dalam 2 atau 3 hari'. Begitulah aku meninggalkannya."
Kini, Lee Soon-sang hidup bersama dengan istri pertamanya di China. Ia tak mau membahas masa lalunya.
3 dari 5 halaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar