TRIBUNNEWS.COM - Masa kecil Ana Ivanovic ketika mulai meniti karir sebagai petenis profesional memang tidak begitu menyenangkan karena kerap diselimuti ketakutan akibat masa perang yang melanda negaranya.
Wanita 29 tahun itu kemudian ditanya bagaimana dirinya berlatih selama masa perang. Ia menjawab saat itu para petenis yang berlatih selalu memiliki sirine sebagai tanda peringatan jika bahaya datang. Ivanovic juga masih ingat betul pukul berapa ia mulai mendengar bunyi keras ledakan bom setiap harinya.
"Ketika terjadi pemboman, itu sekitar siang hari hingga pukul enam pagi. Kami memiliki sirine yang menandakan bahaya datang. Jadi kami berlatih dari pukul tujuh hingga sembilan pagi, kemudian kembali ke rumah dan bertahan di sana hampir sepanjang hari. Tapi setelah beberapa bulan, mereka mulai berusaha beraktivitas normal. Jadi kami bisa mengadakan turnamen. Saat terjadi pemboman, kami juga mengikuti turnamen," kata Ivanovic.
Finalis Australia Terbuka 2008 ini menambahkan, mereka memiliki aturan khusus ketika bertanding di sebuah turnamen selama masa perang. Jika sirine berbunyi, maka pertandingan langsung berakhir.
"Ya, kami memiliki aturan ini. Pertandingan akan dimulai, dan jika sirine berbunyi, pertandingan akan diakhiri. Dan tak ada yang mau memulainya. Jika melihat ke belakang, sangat bodoh jika memaksakan bertanding, terutama karena kami semua masih anak-anak. Tapi itu juga cara kami bertahan hidup," imbuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar