Senin, 09 Januari 2017

Hikmah Kisah Gusti Bagus Jadi Pekerja Ilegal Jepang, Jenazah Kini Masih di Kantor Polisi

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Buleleng, Ni Made Dwi Priyanti Putri Koriawan bersyukur dengan solidaritas warga Bali yang di Jepang untuk membantu pemulangan jenazah I Gusti Bagus Susila Sana (28) secara swadaya ke kampung halamannya di Dusun Prerenan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Menurut dia, penggalangan dana itu diketahuinya dari keluarga Gusti Bagus di Desa Gitgit.

Baca: Mengharukan, Meski Tak Kenal, Krama Bali di Tokyo Patungan Kirim Jenazah Bagus ke Bali

Baca: KBRI Angkat Tangan Tak Punya Dana, Pemulangan Jenazah Gusti Bagus Butuh Hampir Ratusan Juta

Baca: Diduga Meninggal di Jepang karena Serangan Jantung, Ternyata Ini Arti Nama Gusti Bagus

Kini jenazah Gusti Bagus masih berada di kantor polisi di Jepang karena statusnya sebagai pekerja tidak resmi.

Menurut Priyanti, Disnakertrans Buleleng akan terus berkoordinasi dengan semua pihak yang terlibat untuk membantu proses pemulanga jenazah agar cepat sampai ke kampung halamannya.

"Sekarang atas inisiatif adik-adik (semeton Bali) yang bekerja di sana mengumpulkan dana untuk membawa jenazah ke Bali, kata kakaknya. Kita kan berusaha bagaimana sebaiknya masih konfirmasi, kita sudah ke sana di rumahnya beliau di sana diterima oleh saudaranya juga, diberitahukan bahwa adiknya di kantor polisi," kata dia, Senin (9/1/2017).

Berdasarkan penelusuran dari Disnakertrans Buleleng, Gusti Bagus terakhir kali berstatus sebagai pekerja tidak resmi.

Awalnya almarhum berangkat ke Jepang sebagai tenaga kerja magang secara resmi melalui agen dan diberangkatkan Disnakertrans dari Buleleng.

Dia dikontrak selama tiga tahun di perusahaan perkebunan, tetapi setelah kontraknya habis pada Juli 2015 lalu, dia memilih tidak pulang dan bekerja serabutan di sektor perkebunan juga masih di Kota Ibaraki Jepang.

"Dia itu statusnya ilegal setelah melarikan diri dari perusahaan lamanya. Bulan Juli lari terus meninggal, adiknya mau menjenguk kakaknya, adiknya melalui Tabanan bukan dari Buleleng, sekarang atas inisiatif adik-adik yang bekerja di sana mengumpulkan dana untuk membawa jenazah ke Bali," ujarnya.

Pemkab Buleleng menurut dia sebenarnya sudah berulangkali mengingatkan kepada warga Buleleng supaya tidak bekerja secara ilegal di luar negeri.

Mengingat bekerja ilegal itu resikonya lebih, terutama ketika ditemukan kasus seperti ini karena tidak ada asuransi yang menanggungnya.

Bahkan beberapa waktu lalu, Priyanti bersama Sekda Buleleng, Dewa Ketut Puspaka berangkat ke Jepang untuk mensosialisasikan hal ini kepada pekerja asal Buleleng.

"Dan terakhir waktu ke sana (Jepang) dengan Pak Sekda, beliau memberikan pengarahan supaya itu dilaksanakan bagaimana akibat kalau melarikan diri, semua tidak tertanggung, beliau mau berangkat ke sana untuk memberikan pengarahan sampai mengantar adik-adik balik ke Buleleng," tuturnya. (*)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search