Rabu, 25 Januari 2017

Kisah Nyai Wiranggana Melawan Tuan Mandor

BANDUNG, (PR).- Salah seorang mahasiswa Pascasarjana Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Asep Kusmara menampilkan pertunjukan teater berlakon "Nyai Wiranggana" dalam gelaran ujian penyajian bertajuk "Parole #2" hari pertama di Gedung Kesenian Sunan Ambu ISBI Bandung, Jalan Buahbatu, Kota Bandung, Selasa, 24 Januari 2017. Penampilan apik para aktor menyembulkan kesan dramatis, membangun suasana yang menyentuh perasaaan. 

Terdapat sejumlah adegan seru dalam pertunjukan , terutama yang tertuang dalam pertarungan centeng perkebunan melawan jawara pembela masyarakat. Mereka beradu kekuatan telekinesis, melukai lawan tanpa perlu menyentuh, menyerupai kemampuan 'force' dalam film berseri "Star Wars". Akting para aktor terlihat begitu natural, membuat adegan terkesan nyata. 

Tampilan plot memuat kehidupan ronggeng bernama Nyai Wiranggana yang penuh rintangan. Mengambil latar masa lampau, saat masih berlaku stratifikasi status sosial. Berasal dari kalangan masyarakat biasa, Nyai Wiranggana tak berdaya melawan kekuasaan Tuan Mandor yang menguasai perkebunan setempat. Dalam cerita, Tuan Mandor tergambar sebagai figur penguasa wilayah, memunyai kewenangan penuh pada bidang sosial, politik, dan ekonomi. 

Set panggung tersuguh sederhana, tanpa menggunakan properti penunjang cerita. Perpindahan latar adegan mengalir cepat, tertandai dari pengaturan cahaya yang meredup. Terlepas dari kesederhanaan teknis pengemasan drama, Asep membubuhkan sentuhan artistik, berupa adegan yang menampilkan visual bayangan. Hal itu memunculkan kesan variatif, mengentalkan dinamika cerita.

Dua peserta ujian, Della DS, dan Badru Salam memilih membuat karya film pendek, tersuguh melalui tembakan proyektor pada tirai panggung. Della DS membuat film berjudul "C.Y.E Talk About Community", mengisahkan aktivitas pegiat industri kreatif yang tergabung dalam Cimahi Creative Association. Sementara itu, Badru Salam menyodorkan "Naga Wir", memuat potret kehidupan masyarakat adat Kampung Naga yang terletak di perbatasan Kabupaten Garut dengan Kabupaten Tasikmalaya. 

Selain itu, tersuguh pula presentasi karya dari sejumlah peserta ujian lain, di antaranya Teguh Gumilar ("PHP"), Diki Suwarjiki ("Rahim"), Ibnu Sina SAM ("Han Tya"). Rangkaian acara berlangsung sampai 31 Januari 2017, tersebar pada sejumlah titik, dalam lingkungan, dan luar kampus.***

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search