Selasa, 14 Februari 2017

Kisah Cinta Atlet Difabel Kalsel, Ahmad Firdaus-Warmia

PROKAL.CO, Terlahir dalam keadaan fisik kurang normal, tak membuat pasangan Ahmad Firdaus dan Warmia merasa minder. Justru dengan semangat, kerjasama, dan harmonisasi keduanya mampu membuktikan diri juga bisa berkarya dan hidup sukses layaknya orang normal.

--------------------------------------- 

Fauzan Ridhani, Banjarmasin

---------------------------------------

Pria yang akrab disapa Daus ini mengaku suka senyum-senyum sendiri jika diminta menceritakan suka duka masa lalunya yang penuh perjuangan. Apalagi, mengingat kilas balik kisah cintanya dengan sang istri, Warmia. Di masa-masa itu, kata Daus merupakan asal mula dirinya menapaki kehidupan. Daus mengaku bersyukur, menurutnya menemukan Warmia adalah sebuah anugerah terindah yang diperolehnya dari Yang Maha Kuasa.

Diceritakan pria yang juga Ketua National Paralympic Comitee (NPC) Kalsel tersebut, pertemuannya dengan Warmia berawal pada tahun 2000 silam. Kala itu, dirinya diikutsertakan oleh Pemerintah Kalsel mengikuti latihan keterampilan di Solo yang diperuntukkan oleh warga difabel. Daus mengambil konsentrasi pelatihan keahlian elektronika. Sebelumnya, Daus bercita-cita ingin menjadi seorang teknisi elektronik andal. "Kebetulan saya pelatihan di Solo selama enam bulan lebih. Ketika saya sudah mau selesai, Warmia baru masuk ke pelatihan. Perkenalan singkat saya dengan Warmia kemudian berlanjut ke arah yang lebih serius," ujar pria yang kini bekerja di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalsel bagian Keolahragaan.

Kenal lama dengan Warmia yang juga merupakan penyandang disabilitas, Daus tak bisa menyangkal ada benih-benih cinta yang tumbuh di hatinya. Tak mau berlama-lama pacaran, Daus memberanikan diri melamar Warmia. Pedih, lamaran yang diajukan Daus sempat ditolak oleh orangtua Warmia. "Alasannya, saya ini orang jauh, pekerjaan masih belum jelas. Wajar orangtua Warmia khawatir akan masa depan anak gadisnya," kenangnya.

Namun, Daus tidak patah semangat. Pengajuan lamaran terus dilakukan. Beruntung, Daus juga dikenal suka berteman. Di Yogyakarta dan Solo, teman-temannya sesama Urang Banjar bahkan bersedia mendampinginya untuk lamaran. "Akhirnya, mertua saya luluh dan mengizinkan saya menyunting Warmia. Pada 23 Juni 2002 kami menikah," sambung peraih dua medali emas cabang olahraga (Cabor) renang Pekan Paralympian Nasional (Peparnas) Kaltim 2008 silam itu.

Pun sudah resmi menyandang gelar sebagai suami Warmia, Daus masih belum dapat izin untuk memboyong Warmia pulang ke Banjarmasin. Alhasil, selama beberapa bulan, Daus seperti hidup membujang sepulang dari Solo. Namun, berkat lobi lihai ala Daus, Warmia kemudian bisa diboyongnya ke Banjarmasin. "Cuma waktu mau melahirkan anak pertama, Warmia memang diminta kembali ke Solo untuk melahirkan di sana. Saya juga ikut ke solo. Sekarang saya sudah punya dua anak laki-laki yang ganteng-ganteng dan Alhamdulillah normal, tidak seperti ayah ibunya," ujar ayahanda dari Adam Alamsyah (13 tahun) dan M Akbar (6 tahun).

Daus menjelaskan juga sangat tertarik dengan olahraga. Oleh Daus, Warmia kemudian diarahkan ke cabang olahraga atletik. Mulai 2004 Warmia serius latihan atletik. Hasilnya luar biasa, pada ajang Peparnas 2012 di Riau dan Peparnas 2016 Jabar, Warmia bisa mendulang prestasi gemilang. "Di Riau dapat dua emas dan satu perunggu. Kalau di Bandung dapat tiga emas, masing-masing dari nomor lempar cakram, lempar lembing, dan tolak peluru," ujarnya.

Dari hasil prestasi tersebutlah, Daus dan Warmia bisa mendapatkan tambahan rezeki, yakni berupa bonus prestasi dari pemerintah. "Alhamdulillah, secara ekonomi kami cukup," ujarnya.

Kendatipun demikian, ada satu hal yang membuat Daus merasa sedih. Yakni, kerap ditinggal sang istri latihan di Pelatnas Solo. "Dalam sebulan, paling lama cuma sepuluh hari di rumah. Akibatnya, saya jadi bapak rumah tangga. Namun, tidak apa-apa. Inilah perjuangan saya selanjutnya. Istri Saya harus latihan intensif di Pelatnas soalnya dia bakal tampil di ajang Asian Para Games 2017 di Kuala Lumpur membela Indonesia," tandasnya.(oza/by/ran)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search