Rabu, 15 Februari 2017

Ombak Kuat, Inilah Kisah Menantang Maut Pendistribusian Elpiji di Pulau-pulau Bintan!

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BINTAN – Abdul Karim (45), menata satu per satu tabung gas elpiji 3 kg di bibir pelabuhan Pantai Indah Barek Motor, Kijang Kota. Keringat mengucur deras di wajahnya. Peluh begitu teras. Masih ada puluhan tabung hijau yang harus dia jejerkan rapi di pelabuhan sebelum kapal bermotor yang akan ke Desa Kelong, Kecamatan Bintan Pesisir datang dan mengangkut tabung tabung itu untuk para pangkalan di sana.

Per satu tabung yang dia akan kirimkan, buruh lepas pelabuhan Pantai Indah Barek Motor Kijang ini menerima upah Rp 1.500. Jika ada 100 tabung yang harus dikirim ke pulau, maka upah dia menjadi Rp 150 ribu sehari. Bisa juga lebih dari itu.

Maka itu, Abdul berharap, ombak kuat yang melanda perairan Bintan tak sampai mengganggu pengiriman barang antar pulau. Sebab kalau sampai terganggu, duit yang mengebul dari peluh keringat usaha pengiriman tabung pun terganggu. Dampaknya pendapatan dia sebagai buruh lepas jadi berkurang.

"Kalau susah berlayar, maka pengiriman tabung dari pulau ke sini bisa susah juga, kita juga jadi tak bisa banyak dapat uang,"ungkapnya.

Kondisi perairan pada Rabu (15/2/2017) di hampir semua wilayah Bintan cukup tenang. Cuaca sangat bersahabat, hembusan angin tak sekuat pada Selasa (14/2) kemarin. Namun, penyeberangan pada Rabu antar pulau tampaknya sedikit sepi kali itu. "Libur, sedikit yang menyeberang,"kata Abdul.

Dikatakan dia, berdasarkan yang dia tangani selama sepekan, musim ombak kuat saat ini belum membuat pengiriman tabung gas elpiji terganggu. "Masih normal,"kata dia. "Semoga jangan ada gangguan,"harapnya.

Sepekan, dia bisa mengirim empat kali puluhan tabung gas elpiji 3 kg untuk pangkalan di pulaupulau. Dalam kali pengiriman, dia bisa mengirim ratusan tabung gas. Jumlah pengiriman sebetulnya kata dia tergantung kondisi pemakaian warga di pulau. "Kalau masih banyak stok di sana, berarti pengiriman bisa kurang,"kata dia.

Harga gas melon saat ini di pulaupulau bervariasi. Maria, warga Desa Mapur, Kecamatan Bintan Pesisir mengatakan, biasa membeli Rp 20 ribu per tabung. Ada juga yang menjual Rp 18 ribu per tabung. Di luar pulau, seperti di Kijang dan sekitarnya, per tabung dipasarkan Rp 15.000 hingga Rp 16.000. Disparitas (selisih) harga gas melon antara di pulaupulau dengan Kijang dan sekitarnya memang masih lebar. Penyebabnya biaya operasional penyeberangan.(*)

Baca Berita Terkait di Harian Tribun Batam Edisi Kamis (16/2/2017)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search