Sabtu, 01 April 2017

Kisah Suami Istri Pembuat Gula Merah di Desa Kaliring Dalam

PROKAL.CO, Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) menjadi salah satu daerah pembuat gula merah secara tradisional. Berbahan bakunya diambil dari air nira atau aren yang keberadaannya memang berlimpah di daerah ini.

SALAHUDIN, Kandangan

SALAH satu pembuatan gula merah tradisional di Kabupaten HSS terdapat di Kecamatan Padang Batung. Tidak terkecuali Desa Kaliring Dalam yang ditekuni sepasang suami istri bernama Siti Munawarah (39) dan Sakerani (43).
Sore Selasa (28/3) lalu penulis sengaja berkunjung untuk melihat bagaimana cara Munawarah membuat gula merah yang ditekuninya bersama suami.

Saat ditemui, ibu satu anak ini sedang asyik mengaduk-aduk air nira di sekitar rumahnya yang sudah mengental setelah melalui proses direbus atau di masak sekitar tujuh jam sampai delapan jam dalam kuali besar, di atas tungku yang terbuat dari tanah liat. "Jam sembilan pagi tadi mulai memasaknya, ini di aduk-aduk dulu biar merata," ujarnya mengawali pembicaraan.

Setelah cukup merata, air nira yang sudah mengental dan berwarna merah tersebut langsung dimasukan ke cetakan berbahan plastik. "Satu cetakannya sekitar setengah kilogram," ucapnya.

Diceritakan Munawarah, menekuni pembuatan gula merah sudah sekitar sepuluh tahun terakhir dilakukannya. Setelah mertuanya yang juga pembuat gula merah meninggal dunia. "Sejak sekitar 2007 lalu saya bersama suami membuat gula merah. Setelah mertua meninggal, jadi bisa dikatakan turunanlah membuat ini (pembuatan gula merah)," tuturnya.

Diungkapkannya, membuat gula merah hampir setiap hari dilakukannya dibantu suaminya. Di pagi harinya suami yang mencari pohon aren untuk mengambil air yang lebih dikenal oleh warga dengan sebutan lahang yang berada di belakang rumahnya.

"Mulai pagi suami mengambil lahang dulu untuk dikumpulkan, setelah terkumpul sekitar 45 liter sampai 50 liter baru di masak di tungku yang sudah ada. Sedangkan buat besoknya lahang diambil sore hari," ucapnya.

Dijelaskan Munawarah, saat proses memasak baru dirinya yang melakukannya. Meski proses memasak cukup mudah tetapi, ada trik-trik khusus yang dilakukan, agar hasilnya yang didapatkan menjadi lebih manis. "Sebab kalau lahangnya agak tua bisa kurang manis. Tapi, dengan trik-trik tertentu hasilnya menjadi manis," katanya.

Menurutnya, dalam setiap hari membuat gula merah dari 45 liter sampai 50 liter lahang yang dimasak bisa menghasilkan sekitar sepuluh kilogram gula merah yang siap dijual kepada pembelinya. "Ya sekitar sepuluh kilogramlah setiap harinya saya bersama suami bisa membuat gula merahnya," terangnya.

Dikatakan Munawarah, gula merah yang sudah jadi dibuatnya kebanyakan tidak dijual ke pasar lagi, karena sudah ada orang yang membelinya. "Langganan nanti langsung datang ke rumah, per kilogramnya dijual Rp 15 ribu," imbuhnya.

Dari hasil membuat gula merah setiap harinya, Munawarah mengaku cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. "Ya alhamdulillah bisa buat tambah penghasilan keluarga lah selain bertani," pungkasnya. (yn/ram)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search