Rabu, 12 Juli 2017

Kisah Romantis di Balik Istana Bala Putih yang Baru Terbakar

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Keberadan Istana Bala Putih atau kini disebut Wisma Daerah Sumbawa yang baru saja terbakar, ternyata menyimpan kisah yang cukup romantis. Dulunya, bangunan ini menjadi pusat pemerintahan Yang Mulia, Dewa Masmawa Sultan Muhammad Kaharuddin III (1931 – 1958).

Bangunan ini menjadi simbol cinta antara Sang Sultan dengan Ruma Pa'duka Bima, Siti Khadijah Daeng Ante Putri Sultan Muhammad Salahuddin, Sultan Bima (1917 – 1951).

Sejarah singkat tersebut disampaikan Sejarawan Sumbawa yang juga Kabid Kebudayaan Dinas Dikbud Sumbawa, H. Hasanuddin S.Pd, kepada Suara NTB, Selasa, 11 Juli 2017.

Seraya menahan haru usai kejadian kebakaran Wisma Daerah, Ace, sapaan akrabnya, kemudian bercerita bahwa Istana Bala Putih merupakan mas kawin Sang Sultan Sumbawa kepada Ruma Pa'duka Bima. Yang kemudian menjadi salah satu cagar budaya Sumbawa yang dibangun tahun 1932-1934.

Istana Bala Putih dengan arah Utara berlawanan dengan arah Istana Dalam Loka. Merupakan cermin pemikiran modern Sang Sultan dalam menyongsong masa depan Sumbawa. Di mana Sultan yang pernah mengenyam pendidikan di Yogyakarta ini, telah memiliki prediksi tentang kemajuan yang dicapai oleh suku bangsa di Nusantara untuk mencapai kemerdekaan.

''Kini istana dengan konsep bangunan kolonial Ini, tinggal kenangan. Karena sebagai salah satu warisan peradaban Sumbawa, maka diharapkan pemerintah pusat maupun daerah dapat membangun kembali replikanya. Sebagai bukti jejak peradaban Tau Tana Samawa,'' harap Ace.

Di sisi lain, Sekretaris Majelis Adat Lembaga Adat Tana Samawa (LATS), Syukri Rahmat, S.Ag mengaku prihatin atas kejadian ini. Sebab Wisma Daerah merupakan bangunan bersejarah Sumbawa. Dimana bangunan yang menjadi salah satu ikon Sumbawa ini dibangun pada tahun 1932 pada masa Sultan Muhammad Jalaluddin.

Bangunan ini dibangun sebagai mas kawin pernikahan agung Sultan Muhammad Kaharuddin III dengan putri Khadijah Ruma Ante yang merupakan putri dari Sultan Salahuddin Bima.

''Sehingga seluruh kita masyarakat Sumbawa, Tau Samawa menjadi sangat prihatin. Kita kehilangan satu bangunan bersejarah. Terlebih baru-baru ini Sumbawa ditetapkan menjadi salah satu anggota Jaringan Kota Pusaka,'' ujarnya.

Pihaknya berharap ke depan hal seperti ini tidak kembali terjadi. Atas kejadian ini, pihaknya mengajak seluruh Tau Samawa baik pemerintah maupun masyarakat untuk bersama-sama menjaga bangunan bersejarah yang ada di Sumbawa dengan tulus ikhlas.

Selain Wisma Daerah, Sumbawa masih banyak memiliki bangunan bersejarah lainnya seperti Istana Dalam Loka, Bala Kuning, Bala Datu Ranga, Bala Dea Busing di Lape, termasuk Bala Dea Imam di Empang dan lainnya.

''Ini bencana, saya kira seluruh kita manusia yang beriman tentu tidak bisa mengelak. Tentu ada sesuatu yang mungkin telah ditakdirkan oleh Allah SWT. Tetapi di balik itu harus ada upaya konkret kita semua secara bersama untuk menjaga. Banyak cara menjaga , langkah antisipasi kita. Sehingga kejadian seperti ini bisa kita hindari.

Sekali lagi kita semua berduka, bersedih. Kemudian harapan yang terakhir kita bertaubatlah. Siapa tahu banyak dosa. Semuanya mari kita mohon ampun. Siapa tahu ada hal yang kurang beres pada diri kita masing-masing. Ini peringatan dari Allah. Bencana tidak bisa kita hindari," pungkasnya.

Waki Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah yang dikonfirmasi soal kebakaran Wisma Daerah juga setuju jika muncul usulan membuat replika Istana Putih. Yang jelas, kasus kebakaran ini akan dilaporkan badan pemerintah yang menangani masalah peninggalan sejarah dan cagar budaya secara lengkap.

"Pasti ada bentuk aslinya, sehingga masih bisa dibenahi atau dibuat replikasinya," terang Wabup. (arn/ind)

BACA BERITA LAINNYA :

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search