Minggu, 30 Juli 2017

Kisah Sujinah, PRT yangi Kumpulkan Uang Selama 45 Tahun untuk Naik Haji

Surabaya (beritajatim.com) - Sujinah seorang Pembantu Rumah Tangga (PRT) berusia 60 tahun, akhirnya berangkat untuk menunaikan ibadah haji ke tanah​ suci. Tak tanggung-tanggung dalam mewujudkan rukun iman ke lima, wanita paruh baya ini beriktiar mengumpulkan gajinya selama 45 tahun.

"Saya menjadi pembantu mulai umur 12 tahun, dan memiliki keinginan​ naik haji usia 15 tahun, sejak itu saya menitipkan gaji kepada majikan dan saya bilang kalau gaji ini saya niatkan untuk mendaftar haji," kata Sujinah, Sabtu (29/7/2017).

Meski dalam menyisihkan gajinya, perempuan asli Desa Ngilo-ilo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ini juga sering menemui kesulitan, sehingga niat mulianya harus mundur-mundur terus.

"Memang menjadi pembantu itu tidak bisa tetap, kalau majikannnya enak ya kita kerasan. Kalau tidak, ya harus pindah dan mencari pekerjaan lagi," terangnya.

Ia bisa melenggangkan niat untuk melihat Kubah Suci itu pada usia 15 tahun, karena bisa menemukan seorang majikan yang baik hati, yakni Sukarminah, tinggal di kawasan Keputih, Sukolilo, Surabaya.

"Seiring berjalannya waktu, selama 10 tahun mengumpulkan uang tapi harus diudur lagi niat saya karena ada saudara yang meminjam uang. Akhirnya saya pinjamkan karena alasannya untuk keperluan keluarga," paparnya.

Meski begitu, hal tersebut tak menyurutkan niat baiknya bisa beribadah ke Makkah. Dan harus mulai menabung lagi dari awal. Ternyata saat usia ke 25 tahun itu, niat baiknya diijabah oleh Allah SWT, sehingga mendapatkan dukungan dari majikan.

"Awalnya saya menitipkan uang sebesar Rp700 ribu kepada ibu Sukarminah. Dan Alhamdulillah ibu mendukung sehingga keperluan untuk makan dan sehari-hari saya di tanggungnya," kisahnya.

Wanita yang masih lajang ini juga sangat berterima kasih kepada majikannya. Karena semua kepengurusan masalah berangkat haji, diuruskan. "Alhamdulillah, saya ucapkan terima kasih pada ibu (Sukarminah). Ibu dan anaknya itu seperti saudara. Mereka menganggap saya itu seperti ibunya dan neneknya," kata Sujinah.

Hikmah hidup yang dijalaninya deangan susah payah bisa dirasakan oleh Sujinah dan akhirnya wanita yang berpawakan kecil ini bisa terbang ke tanah suci bersama KBIH Muhammadiyah Surabaya. Sujinah tergabung pada kloter (kelompok terbang) 6.

Dengan kegigihan yang dapat memotifasi semua orang, akhirnya Sujinah juga mendapatkan santunan dari Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Santunan tersebut langsung diberikan oleh Rektor UM Surabay Dr. dr. Sukadiono, MM.

"Kita berikan sedikit sumbangsih kepada ibu Sujinah karena dengan kegigihan dan ketabahannya menanti panggilan rukun Iman ke lima. Kisah yang dilaluinya bisa menjadi teladan bagi kita semua," tandas Sukadiono yang juga sebagai pembimbing rombongan haji KBIH Muhammadiyah Surabaya. [ito/suf]

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search