DEAN MOUHTAROPOULOS/GETTY IMAGES
Selebrasi Romelu Lukaku dalam laga Euro 2016 antara Belgia dan Republik Irlandia di Stade Matmut Atlantique, 18 Juni 2016.
JUARA.net - Romelu Lukaku adalah komponen yang hilang dari skuad mewah Manchester United musim 2016-2017. Namun, belajar dari sejarah, striker asal Belgia itu bisa saja menambah daftar kisah flop wakil negaranya di Old Trafford.
Setan Merah, demikian julukan Manchester United, memang tidak begitu ramah buat pemain Belgia. Tengok saja para kompatriot Lukaku yang pernah berkarier di sana. Dari lima nama, tidak satu pun tergolong menorehkan karier dengan predikat luar biasa.
Floribert Ngalula menjadi alfa dari wakil Belgia di Old Trafford. Dia direkrut dari Anderlecht pada 2003 dan gagal menembus tim utama Manchester United.
Setelah Ngalula, ada Ritchie De Laet dan Marnick Vermijl. Dua nama terakhir cuma menjalani karier berdurasi satu tahun dan melakoni tidak lebih dari sepuluh laga.
Reputasi Belgia di Old Trafford sempat agak terangkat pada 2013. Tahun tersebut, manajemen mempromosikan Adnan Januzaj dari tim yunior dan mengakuisisi Marouane Fellaini dari Everton.
Penyerang Belgia, Romelu Lukaku (kiri), merayakan gol yang dia cetak ke gawang Siprus bersama Marouane Fellaini (tengah) dan Eden Hazard dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 di GSP Stadium, Nikosia, 6 September 2016.
SAKIS SAVVIDES/AFP
Serupa Lukaku, harapan besar dipikul Januzaj dan Fellaini. Nahas, keduanya gagal mengangkat prestasi klub meskipun tampil reguler sepanjang musim 2013-2014.
Di bawah asuhan David Moyes sebagai manajer tetap plus Ryan Giggs selaku interim, Manchester United mengakhiri Premier League, kasta pertama Liga Inggris, musim tersebut di peringkat ketujuh, capaian terburuk dalam dua dekade.
Setelahnya, Januzaj meredup. Dia lebih sering dipinjamkan ke klub lain, dari Borussia Dortmund hingga Sunderland.
Adapun peruntungan Fellaini lebih baik. Dia masih bertahan di tim utama hingga kini dan sudah melakoni 133 laga dengan seragam Setan Merah.
Dengan harga lebih mahal yakni 75 juta poundsterling (sekitar Rp 1,3 triliun), Lukaku tentu diharapkan menuliskan cerita lebih baik bersama Manchester United. Ada sejumlah faktor pendukung buat klien dari Mino Raiola itu.
Baca juga: AC Milan Resmi Lepas Gelandang "Paling Kasar" di Liga Italia
Pertama, Lukaku tampak klop dengan kebutuhan tim. Dia bermodalkan performa tajam bersama Everton dengan catatan 25 gol pada Premier League 2016-2017.
Aspek itu menjadi minus Setan Merah musim lalu. Mereka tampil solid di belakang, tetapi tumpul di depan. Mereka cuma cuma menyarangkan 54 gol dari 38 pertandingan Premier League atau membukukan catatan terburuk dari tim-tim penghuni zona tujuh besar.
4 - Romelu Lukaku is one of four players in PL history to score 80+ goals before turning 24 (also Owen, Fowler & Rooney). Coveted. pic.twitter.com/t0UUMWm9YY
— OptaJoe (@OptaJoe) June 6, 2017
Kehadiran Jose Mourinho bisa mengonfirmasi predikat klop buat Lukaku. Sang manajer memang sempat mencampakkan Lukaku di Chelsea, tetapi memiliki rekam jejak cukup bagus dalam menangani pemain Belgia.
Di Manchester United, Fellaini menjadi salah satu komponen penting dalam skema lini tengah Mourinho. Pria asal Portugal itu juga begitu bergantung kepada Eden Hazard ketika membawa Chelsea juara Premier League 2014-2015.
Baca juga: Tinggalkan Juventus, Penjaga Gawang Keturunan Indonesia Dilatih Inzaghi
Dalam buku berjudul "The Special One: The Secret World of Jose Mourinho", sang manajer juga menyukai pemain depan tinggi, kuat, dan lihai dalam duel udara seperti Lukaku. Pengalaman Mourinho dengan Diego Costa dan Didier Drogba menjadi pembenaran terhadap hal itu.
Tinggal bagaimana Lukaku mengintegrasikan diri dengan bantuan Fellaini dan menangani tekanan besar dari suporter. Kalau dia tidak mampu, siap-siap saja menambah daftar flop Belgia di Old Trafford.
[embedded content]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar