
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga
TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Pasangan suami istri Muslih (47) dan Yuliantiani (35), jadi satu-satunya pemahat yang tersisa di desa Wringin Putih, Borobudur, Kabupaten Magelang
Saat ini, tinggal mereka yang meneruskan keahlian dalam memahat patung dari bahan baku Gunung Merapi.
Sejak 20 tahun yang lalu, Muslih telah memahat patung dan menghasilkan produk oleh-oleh untuk wisatawan.
Baca: Apes! Berniat Lembur Cari Musang, Pria Ini Pesan Obat Kuat, Malah Begini Jadinya
Di antaranya stupa, patung kepala budha, cobek, batu bakar dan hiasan yang berasal dari bahan baku batu.
Muslih memakai nama 'Ki Selo Ageng' untuk memasarkan produk-produknya termasuk di Balkondes Wringin Putih.
"Saya juga mengajak anak-anak muda untuk bisa ikut terlibat memahat batu ini menjadi kerajinan," katanya.
Kendati demikian, diakuinya tak banyak anak-anak muda yang tertarik dalam dunia pahat patung batu tersebut.
Baca: Pimpin Upacara di SMAN 1 Mranggen, Mayor Inf Herianto Minta Siswa Tak Gabung Organisasi Ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar