Jumat, 01 September 2017

Kisah Sukses Mahasiswi Pemilik Usaha Ojek Online Khusus Perempuan

Ilustrasi (Radar Madiun/JawaPos.com)

OJEK online sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Sistemnya yang praktis dapat memudahkan masyarakat untuk memesan tanpa harus menunggu lama. Munculnya ojek online membuka peluang pekerjaan baru bagi masyarakat di Indonesia. Hal itu dimanfaatkan betul oleh Julian Fikri Lestari.

Perempuan kelahiran Banjarnegara, 18 Juli 1996, tersebut merintis usaha ojek online. Berbeda dari ojek online biasanya, ojek online yang dirintis Julian Fikri dikhususkan penumpang perempuan. Dara yang akrab dipanggil Jukri tersebut memberi nama ojek online-nya Jukri-Jek yang diambil dari namanya sendiri.

"Iya, aku kasih nama Jukri-Jek. Dari akronim namaku sendiri, yaitu Jukri atau Julian Fikri," ujarnya kepada Jawa Pos Radar Semarang.

Sebelumnya, Jukri tidak pernah berpikir akan terjun ke dunia ojek online. Awalnya, dia hanya mengantar teman-temannya yang ingin berpergian. Maraknya pelecehan seksual yang dilakukan driver ojek di sejumlah kota membuat Jukri memanfaatkan situasi tersebut dengan membuka peluang bisnis ojek online khusus perempuan.

"Awalnya, aku cuma iseng suka nganter teman ke Semarang bawah. Ke stasiun atau terminal gitu. Secara iseng aku tanya kenapa mereka nggak pesan ojek aja? Mereka bilang takut dan risih kalau dibonceng tukang ojek yang rata-rata laki-laki. Jadi aku putuskan untuk membuat ojek online ini," jelas Jukri.

Usaha yang dirintis sejak 2015 tersebut mengalami banyak perkembangan. Dia mampu mempekerjakan delapan perempuan sebagai driver Jukri-Jek. Penghasilan per bulan bisa mencapai Rp 500 ribu-Rp 1 juta. Untuk ukuran mahasiswi, angka tersebut sudah cukup untuk tambahan uang saku.

"Alhamdulillah, sekarang driver-nya delapan orang. Semuanya perempuan dan masih mahasiswa," ucapnya.

Putri pasangan Tukirman dan Tri Kusminarsih tersebut memasarkan ojek online-nya via akun Official Line. Jukri-Jek yang berada di Tembalang menjadi salah satu ojek yang digemari kaum hawa. Khususnya mahasiswi Undip.

"Iya, memang basic-nya kita dari Tembalang. Jadi konsumen lebih banyak yang berdomisili di Tembalang. Tapi, kita juga melayani order dari luar Tembalang," katanya.

Jam operasional Jukri-Jek, lanjut dia, mulai pukul 06.00 pagi hingga 21.00. Hal itu bertujuan menjamin keamanan para driver yang semuanya perempuan dan masih berstatus mahasiswi.

Selain mengantar penumpang, Jukri-Jek melayani pesan antar makanan. Bukan hanya itu, Jukri pernah direkomendasikan sebagai tour guide seorang dosen dari Surabaya. "Waktu itu pernah diminta sama dosenku menjadi tour guide temannya. Selama dua hari aku antar-jemput serta ajak keliling Kota Semarang. Padahal, aku juga bukan orang Semarang asli. Tapi, untunglah sedikit paham seluk-beluk Kota Semarang," ujarnya.

Dia mengakui, beberapa kali para driver Jukri-Jek mendapat penumpang laki-laki. Namun, dengan halus, para driver menolaknya. "Kami jelaskan bahwa usaha ojek ini khusus perempuan," kata Jukri. 

(*/aro/c21/ami)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search